Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus mengalami penguatan dalam dua bulan terakhir. Sejak awal November 2020 sampai kemarin (23/11), indeks sudah melaju hingga 10,51% ke level 5.652,76. Seiring dengan penguatan ini, optimisme IHSG bakal kembali tembus level 6.000 di akhir tahun pun muncul.
IHSG sempat menyentuh level 3.937 pada 24 Maret 2020 lalu, terendah sejak pertengah 2012. Melihat penguatan indeks hingga sekarang, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso berharap bisa kembali seperti sebelumnya pada akhir Januari lalu yang masih di atas 6.000.
"Kami harapkan bisa mencapai level 6.000, karena sebelum Covid-19 memang di atas 6.000," kata Wimboh dalam acara CEO Networking 2020 yang digelar secara virtual, Selasa (24/11).
Peluang laju indeks saham menguat hingga akhir tahun memang cukup besar. Melihat tren IHSG dalam sepuluh tahun terakhir, pergerakan November tahun ini menunjukkan perubahan dari biasanya.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan IHSG bisa tembus 6.000 pada akhir tahun ini. Hal itu salah satunya karena anomali penguatan IHSG pada November 2020 yang sangat tinggi, dibandingkan November tahun-tahun sebelumnya.
Tren IHSG November biasanya menurun. Terlihat dari 10 tahun terakhir, hanya dua kali indeks mengalami penguatan pada periode November. Pada November 2014 indeks menguat 1,19% dan pada 2018 penguatannya 3,49%. Sisanya 80% pergerakan indeks melemah di November melemah.
Berdasarkan statistik, IHSG pada November sembilan tahun terakhir, secara rata-rata ditutup turun 1,55%. Tahun lalu, IHSG November bergerak turun hingga 3,48%. Sedangkan November 2020, IHSG sudah bergerak menguat hingga 10,93% sejauh bulan ini berjalan.
Selain itu, pertimbangan lain Lanjar percaya IHSG bisa kembali ke level 6.000 pada akhir tahun ini karena Desember merupakan bulan yang ramah pasar modal. Setiap Desember dalam 10tahun terakhir, IHSG selalu ditutup menghijau dengan rata-rata kenaikan 2,86%.
"Berdasarkan hal tersebut, IHSG bisa mampu mendekati 6.000 di akhir tahun," kata Lanjar kepada Katadata.co.id, Selasa (24/11). Berdasarkan analisisnya secara teknikal pun, IHSG berpeluang menguji level resistance 6.020.
Sentimen Positif IHSG di Akhir Tahun
Secara fundamental, IHSG bisa kembali menembus level 6.000 karena adanya optimisme investor dalam negeri terhadap perkembangan vaksin Covid-19 buatan Indonesia yang memasuki tahap perizinan BPOM dan mulai melakukan simulasi distribusi.
Sentimen lain yang juga bisa membuat pasar saham menghijau yaitu efek yang berkesinambungan dengan penerapan Ominus Law Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja terhadap sektor manufaktur.
Omnibus law ini disahkan oleh DPR pada awal Oktober 2020, namun menuai banyak protes dari berbagai kalangan. Namun, banyak investor percaya aturan ini akan membuat perekonomian Indonesia bisa bangkit setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.
"Sentimen lainnya yaitu outlook positif untuk pertambangan, terutama nikel, karena menyambut era clean energy yang akan diusung oleh Presiden Amerika Serikat yang baru, Joe Biden," kata Lanjar.
Sentimen positif juga diyakini bakal datang dari perkembangan dunia. Selain perkembangan vaksin dunia yang sedang heboh seperti kesuksesan Pfizer dan Moderna. Serta Presiden baru AS yang menunjuk mantan ketua The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen, sebagai Menteri Keuangan.
Pelaku pasar percaya wanita yang kini berusia 74 tahun tersebut akan fokus membenahi perekonomian, dan tidak terlibat masalah politik. Selain itu, Yellen juga diperkirakan tidak akan membuat regulasi baru untuk perbankan, yang sebelumnya membuat pelaku pasar cemas.
Yellen merupakan pimpinan The Fed wanita pertama, dan juga akan menjadi menteri keuangan wanita pertama di AS. Penunjukan Yellen tersebut memberikan hawa positif di pasar keuangan, yang bisa merembet ke Asia termasuk ke IHSG.
Analis Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial juga optimistis IHSG bakal kembali menembus level 6.000 seperti sebelum ada pandemi. Namun, dia memperkirakan bukan terjadi pada tahun ini. Karena berita-berita bagus atau katalis positif untuk pergerakan IHSG di tahun ini sudah keluar semua.
"Seperti perkembangan vaksin dan efektivitasnya, laporan keuangan dan data-data ekonomi kuartal III, semuanya sudah keluar," kata Janson kepada Katadata.co.id, Selasa (24/11).
Menurutnya, IHSG akhir tahun ini hanya bisa berada pada kisaran level antara 5.600 hingga 5.700 saja. Meski pada Desember ada faktor window dressing, namun sebelum nya bakal ada koreksi sehat terlebih dahulu. Sehingga, level IHSG untuk tembus ke level 6.000 baru bisa tercapai tahun depan. Itu pun pada kuartal II dan III.