25 Emiten Berencana Tambah Modal Tahun Ini, Mayoritas Perbankan

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Pekerja mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan ponselnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
17/4/2021, 09.00 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai antusiasme perusahaan terbuka untuk menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dan non-HMETD atau private placement bakal tinggi tahun ini. Buktinya 25 emiten yang antre untuk menambah modal melalui kedua skema tersebut dengan potensi raihan dana mencapai Rp 12 triliun.

Berdasarkan data BEI per 16 April 2021, ada 18 emiten yang telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan right issue. Dari total tersebut, 11 diantaranya telah menginformasikan harga pelaksanaan dengan potensi total nilai raihan dana sekitar Rp 11,37 triliun.

Di samping itu, terdapat tujuh emiten yang telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan private placement. Dari total tersebut, empat emiten di antaranya telah menginformasikan harga pelaksanaan dengan potensi total raihan dana sebesar Rp 761 miliar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan emiten yang paling banyak masuk ke dalam daftar rencana (pipeline) rights issue berasal dari sektor perbankan, meski tak merinci lebih detail.

"Dengan rencana penggunaan dana antara lain untuk memperkuat modal inti dan melakukan ekspansi usaha sesuai strategi bisnisnya," kata Nyoman kepada awak media, Jumat (16/4) malam.

Sampai kuartal I 2021, terdapat enam emiten yang menambahan modal lewat skema rights issue dengan total raihan dana sebesar Rp 12,10 triliun. Sementara itu, emiten yang melakukan private placement pada periode yang sama juga sebanyak enam emiten dengan total raihan dana sebesar Rp 12,48 Triliun.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin