Apa Itu Reksadana, Keuntungan, Jenis, dan Risikonya?

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Ilustrasi investasi reksadana.
Penulis: Husen Mulachela
Editor: Sorta Tobing
12/8/2021, 14.03 WIB

Reksadana dapat menjadi salah satu alternatif investasi. Produk ini cocok untuk para pemula, pemodal kecil, dan pemodal yang tidak punya banyak waktu maupun keahlian dalam memahami, menganalisa, dan menghitung risiko dari investasi mereka.

Lalu, apa itu reksadana, apa saja jenisnya, dan apa keuntungan dan risiko yang bisa didapat dengan berinvestasi di reksadana? Berikut ini penjelasannya. 

Apa Itu Reksadana?

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi. Dana tersebut kemudian diinvestasikan ke dalam surat-surat berharga, seperti saham, obligasi, dan pasar uang.

Selain itu, reksadana juga disebut sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun dana investor untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang berpengalaman dengan berpegang pada Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dengan begitu, dana yang berada di reksadana merupakan dana bersama pemodal yang dipercayakan dan dikelola secara langsung oleh manajer investasi.

Dalam investasi reksadana, investor memperoleh keuntungan dari investasi yang didapat melalui pembagian dividen atau bunga yang dibukukan pada nilai aktiva bersih (NAB). Sedangkan manajer investasi yang mengelola dana juga akan memperoleh biaya atau fee tertentu dari persentase yang sudah ditentukan berdasarkan nilai aset.

Keuntungan Reksadana

Ada beberapa keuntungan bisa didapat dengan berinvestasi di reksadana, yaitu:

  • Investasi bisa dilakukan dengan modal yang kecil dan bisa melakukan diversifikasi investasi dalam efek.
  • Pengelolaan dana investasi dibantu oleh manajer investasi. Jadi, investor tidak perlu mematau operasioanl investasinya secara terus menerus.
  • Investasi reksadana menjangkau seluruh pemodal, termasuk mereka yang ingin berinvestasi tapi tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang saham mana yang sebaiknya dibeli dan dihindari.

Beda Investasi Saham dan Reksadana Saham

Dalam investasi saham, investor mengelola langsung dana mereka tanpa adanya pihak ketiga. Sedangkan, dalam reksadana saham, uang investor akan dikelola oleh pihak ketiga atau manajer investasi.

Untuk investasi saham, para investor biasanya memaksimalkan kentungan yang akan mereka raih dengan modal awal yang cukup besar. Segala risiko ditanggung oleh investor karena seluruh dana dan keputusan ada di tangannya. 

Selain itu, dalam proses pencarian, investasi saham terbilang lebih cepat apabila dibandingkan reksadana saham. Proses pencairan tidak membutuhkan pihak ketiga.

Untuk reksadana saham, modal awal bisa dimulai dari angka kecil, bahkan hingga puluhan ribu rupiah saja. Reksadana lebih disarankan untuk para investor pemula karena selain dana akan dikelola oleh manajer investasi yang berpegalaman, investasi ini juga dapat menekan risiko kerugian,

Lantaran dana yang diberikan investor dikelola oleh perusahaan penyedia reksadana, maka setiap melakukan penarikan dana, investor akan dikenakan fee tertentu. Selain itu, pencairan dana reksadana saham membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan investasi saham langsung. Hal itu terjadi lantaran reksadana saham menggunakan jasa agen pengelola.

Jenis Reksadana

Sebelum memutuskan untuk menggunakan reksadana, penting untuk mengetahui beberapa jenis reksadana berikut:

  • Reksadana pasar uang

Reksadana pasar uang bertujuan mengalihkan dana investasi ke produk pasar uang, seperti surat berharga yang jatuh tempo di bawah satu tahun. Reksadana pasar uang dikenal sebagai jenis reksadana dengan risiko kecil dan keuntungan yang lebih besar dari deposito.

  • Reksadana pendapatan tetap

Reksadan ini mengalokasikan dana investasi pemodal ke obligasi milik swasta maupun pemerintah serta sektor pasar uang. Kendati risikonya kecil, reksadana pendapatan tetap menawarkan keuntungan lebih besar ketimbang Reksadana pasar uang.

  • Reksadana campuran

Untuk reksadana campuran, dana akan dialokasikan ke sejumlah instrumen, yaitu saham, obligasi, dan pasar uang. Baik risiko maupun keuntungan yang ditawarkan reksadana campuran, keduanya sama-sama besar.

  • Reksadana saham

Reksadana ini menjadi yang paling populer di kalang pemodal, khususnya dengan karakter agresif. Di reksadana saham, manajer investasi akan mengalokasikan dana ke pasar saham dan pasar uang.

Risiko Berinvestasi di Reksadana

Setiap investasi akan selalu ada risiko yang membayangi, untuk itu penting mengetahui apa saja risiko yang kemungkinan terjadi apabila berinvestasi di reksadana guna menekan kerugian Anda:

  • Berkurangnya nilai unit penyertaan

Berkurangnya nilai unit penyertaan terjadi akibat menurunnya harga dari efek saham, obligasi, atau surat berharga lainnya yang masuk dalam portofolio reksadana.

  • Risiko likuiditas

Risiko likuiditas dapat terjadi ketika sebagaian besar investor melakukan penjualan kembali atau redemption atas unit-unit yang mereka miliki. Hal ini, berisiko membuat manajer investasi kelabakan dalam menyediakan uang tunai atas redemption.

Reksadana Syariah

Selain konvensional, reksadana juga berusaha menjangkau seluruh kelompok investor dengan menghadirkan reksadana syariah. Produk investasi ini diperuntukan bagi para pemodal yang ingin berinvestasi tanpa meninggalkan syariat Islam.

Reksadana syariah dijamin kesyariahannya oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan dikelola langsung di tangan manajer investasi syariah. Reksadana jenis ini juga disebut memiliki rata-rata pertumbuhan kapitalisasi pasar paling tinggi. Selain itu, market place reksadana juga tersedia, baik secara offline maupun online.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk berinvestasi di reksadana. Pembelian reksadana bisa dilakukan secara langsung lewat perusahaan manajer investasi atau  melalui bank yang berperan sebagai agen penjual efek reksadana (APERD).

Pastikan Anda menyediakan kartu identitas (KTP/SIM) serta nomor pokok wajib pajak sebelum memutuskan berinvestasi di reksadana. Keduanya menjadi syarat utama calon pemodal sebelum membuka rekening reksadana.

Selain itu, calon pemodal juga diharuskan menyelesaikan proses KYC (Know Your Customer) dan pertemuan dengan pihak manajer investasi atau APERD minimal satu kali.