BEI Sebut Dua BUMN Masuk Daftar Antre IPO

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
3/9/2021, 20.42 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan dua badan usaha milik negara (BUMN) berencana mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum saham perdana ke publik alias initial public offering (IPO). Kedua BUMN tersebut, merupakan bagian dari 29 perusahaan yang masuk dalam daftar IPO per 3 September 2021.

"Dua perusahaan di antaranya merupakan anak perusahaan BUMN yang belum dapat disebutkan namanya karena belum mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna kepada awak media, Jumat (3/9).

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam daftar terdiri dari berbagai sektor. Klasifikasi sektor yang digunakan merupakan klasifikasi indeks sektoral IDX-Industrial Classification yang diluncurkan pada Januari 2021.

Dari kategori perusahaan yang berbasis sektor industrial dan sektor  siklus bisnis konsumen (consumer cyclicals), terdapat masing-masing enam perusahaan yang masuk dalam daftar IPO. Selanjutnya, empat perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals siap melantai di bursa saham.

Bursa juga bersiap menyambut kedatangan tiga perusahaan dari sektor energi yang akan melantai. Lalu, masing-masing dua perusahaan siap IPO yang berasal dari sektor transportasi dan logistik, sektor teknologi, dan sektor finansial.

Sedangkan dari sektor material dasar, properti & real estate, infrastruktur, dan kesehatan, terdapat satu perusahaan di masing-masing sektor yang tengah melakukan proses untuk IPO.

Nyoman mengatakan, BEI secara rutin memberi sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan, termasuk BUMN dan anak perusahaannya untuk dapat melantai di pasar saham. Kegiatan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan dilakukan oleh BEI secara rutin sebagai bagian dari edukasi kepada para pemangku kepentingan.

"Dari perusahaan yang telah mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan bursa, sebagian di antaranya telah masuk ke pasar modal dan memanfaatkan pasar modal dalam memperoleh pendanaan," kata Nyoman.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan terdapat 8 sampai 12 perusahaan pelat merah yang akan melantai di BEI dalam beberapa tahun ke depan.

Beberapa anak-cucu BUMN yang menjajaki skema penawaran umum saham perdana, sebagian besar dari induk usaha yang memiliki bisnis kinclong. Seperti PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), hingga PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Saat ini sebanyak 15 BUMN dan 21 anak BUMN yang melantai di pasar modal. Dari total emiten tersebut, terdapat lima perusahaan yang masuk dalam daftar 20 emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa.

Reporter: Ihya Ulum Aldin