IHSG Berpotensi Lanjutkan Tren Penguatan, Ini Saham Rekomendasi Analis

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
18/11/2021, 07.37 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih dapat melanjutkan penguatan pada hari ini, Kamis (18/11). Namun demikian, IHSG dapat kembali mengalami koreksi jika ditutup di bawah level resistance pertama.

Analis Binaartha Sekurtitas Ivan Rosanova mengatakan, secara teknikal, IHSG berpeluang untuk mulai membentuk pola gelombang. Kondisi itu dapat terjadi jika IHSG mampu menembus level 6.714.

"Jika IHSG masih tetap ditutup di bawah (titik) resistance terdekat di (level) 6.690, ada kemungkinan akan terjadi koreksi  minor terlebih dahulu," kata Ivan dalam risetnya (18/11).

Adapun, titik resistance IHSG pada hari ini ada di posisi 6.690, 6.714, dan 6.749. Sementara itu, level support ada di titik 6.625, 6.597, dan 6.569.

Sebagai informasi, support merupakan area  harga saman tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh level support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik  tertinggi. Setelah saham  menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual yang cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan. 

Ivan menyarankan investor untuk tetap menggenggam saham dua emiten hari ini, yakni PT Bank Central sia (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Kedua emiten perbankan itu diramalkan memiliki potensi untuk menguji titik resistance terdekat, tapi indikator moving average convergence/divergence (MACD) menandakan kondisi bearish atau melemah.

Artinya, momentum pergerakan BBNI dan BBCA pada hari ini cenderung melemah jika melihat grafik tren selama setidaknya 12 hari terakhir.

Sementara itu, investor dianjurkan untuk melakukan menyimpan atau ambil untung pada emiten PT Barito Pacific (BRPT). Pertimbangannya, emiten ini cenderung melanjutkan fase pertumbuhan dan dapat memasuki skenario penguatan atau bullish jika ditutup pada level 1.110 dari posisi penutupan kemarin di titik 1.040.

Di samping itu, investor disarankan melakukan hold atau trading buy pada emiten PT Indofood Sukses Makmur (INDF). Ivan menilai emiten ini masih akan menguat ke level 6.500 selama harga tidak terkoreksi ke bawah 6.200 dar posisi penutupan kemarin di titik 6.300.

Terakhir, investor direkomendasikan melakukan hold atau accumulative buy pada emiten PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA). Ivan menilai emiten ini berpeluang melanjutkan momentum bullish jika dapat menembus level 2.450 dari posisi penutupan kemarin 2.340.

Senada, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper meramalkan IHSG bergerak menguat hari ini. Teknikal candlestick menunjukkan bentuk higher high dan higher low dengan indikator stochastic yang membentuk golden cross.

"Pergerakan masih akan didorong kinerja emiten per kuartal ketiga 2021. Investor juga akan mencermati hasil keputusan suku bunga 7 day repo rate oleh Bank Indonesia," kata Dennies dalam risetnya.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI  7 days reverse repo rate sebesar 3,5%. Angka itu telah turun 0,25% sepanjang 2021 ke level terendah sepanjang sejarah.

Sebelumnya, BI telah menurunkan suku bunga acuan sejak akhir 2018 sebesar 2,5%. Adapun, suku bunga fasilitas simpanan alias deposito facility dipertahankan di posisi 2,75%, sedangkan bunga pinjaman atau ending facility di level 4,25%.

Adapun, Dennies merekomendasikan tiga emiten untuk menjadi perhatian investor hari ini, yakni PT Wijaya Karya (WIKA), PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), dan PT Bumi Serpong Damai (BSDE). Ketiganya dipilih karena WIKA dan HMSP masih bertahan di atas level support, sedangkan BSDE akan menguji resistance terdekat.

Reporter: Andi M. Arief