Emiten anak usaha Pertamina Hulu Energi, PT Elnusa Tbk (ELSA) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar pada tahun ini. Nilai capex tahun ini lebih besar dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 436 miliar atau naik 14% dari capex dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2021.
"Pemanfaatan dari belanja modal tersebut untuk memperkuat bisnis inti dalam mengoptimalkan stategi bisnis yang berkelanjutan, melalui diversifikasi portofolio demi menggenjot kinerja keuangan di 2022," kata Corporate Secretary Elnusa, Ari Wijaya dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (11/3).
Sementara itu, sepanjang 2021, realisasi belanja modal ELSA sebesar Rp 436 miliar dimanfaatkan untuk berbagai investasi yang mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis. Beberapa di antaranya untuk pengembangan jasa hulu serta jasa penunjang migas.
Ari mengatakan, tahun ini perseroan akan menggenjot kinerja ke depan melalui strategi diversifikasi portofolio yang masih menjadi strategi bisnis unggulan yang berkelanjutan. Pada segmen jasa hulu migas, perseroan terus meningkatkan kapabilitas dan kapasitas melalui berbagai aliansi strategis korporasi. Perseroan juga berupaya untuk meningkatkan produktivitas pada pengelolaan dan perawatan sumur migas.
Sementara itu, pada jasa distribusi dan logistik energi, perseroan tengah membangun infrastruktur Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) & Terminal LPG, serta menambah jumlah mobil tangki untuk memperluas distribusi BBM.
"Kemudian, pada jasa penunjang migas, kami tengah melakukan pengadaan kapal penunjang migas, meningkatkan kompetensi pada fabrikasi beberapa peralatan maupun fasilitas migas, serta peningkatan teknologi informasi pendukung migas," kata dia.
Memasuki 2022, perseroan optimistis bahwa melalui strategi bisnis diversifikasi portofolio dan penguatan strategi dari sisi internal, perseroan sudah berada di jalur yang tepat untuk kembali menuju titik pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan.
Selain itu, optimisme ELSA tersebut juga didukung oleh membaiknya perekonomian Indonesia, sehingga peluang bagi perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan serta bertanggung jawab juga semakin besar.
"Tentunya kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar apa yang diharapkan mampu diwujudkan dengan baik dan kami mampu berperan aktif mendukung Subholding Upstream, Pertamina Group dan KKKS lainnya dalam mewujudkan target peningkatan produksi nasional minyak satu juta barel per hari (BOPD) dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari (MMscfd) pada 2030 mendatang,” katanya.
Sebagai informasi, ELSA membukukan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 8,1 triliun di 2021, atau tumbuh 5% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,7 triliun. Pendapatan usaha konsolidasi ini dikontribusikan melalui segmen jasa distribusi & logistik energi sebesar 53%, jasa hulu migas 36% dan jasa penunjang 11%.
Perseroan juga mencatatkan laba bruto sebesar Rp 645 miliar, laba operasi Rp 315 miliar dan laba bersih sebesar Rp 108 miliar dengan total kas dan setara kas mencapai Rp 1,11 triliun.