Harga saham PT Bank Amar Indonesia Tbk bergerak fluktuatif setelah muncul pengumuman bahwa Investree Grup mengakuisisi 18,4% saham Bank Amar dari pemegang saham pengendali, Tolaram Group Inc.
Berdasarkan data RTI, harga saham Bank Amar melonjak 7,25% atau 28 poin ke level Rp 414 pada penutupan sesi I perdagangan Rabu (11/5) siang ini, dibandingkan harga penutupan kemarin Rp 386. Namun, kemudian saham ditutup di zona merah -1,04% atau 4% ke level Rp 382 pada akhir perdagangan hari ini.
Saham Bank Amar ditransaksikan dengan kisaran harga antara Rp 382 - Rp 422 hari ini. Saham emiten berkode AMAR ini ditransaksikan sebanyak 11.508 kali dengan volume perdagangan mencapai 131,43 juta saham dan nilai transaksi Rp 53,4 miliar. Kapitalisasi pasar Bank Amar kini tercatat Rp 5,28 triliun.
Secara akumulasi, harga saham Bank Amar meningkat 3,24% dalam kurun sebulan, dan melesat 28,19% dalam perhitungan tahun berjalan, sejak awal 2022.
Dalam keterbukaan informasi Rabu (11/5) pagi ini disebutkan, Investree Singapore Pte Ltd, induk usaha Investree Group, akan membeli 18,4% saham Bank Amar dari pemegang saham pengendali, Tolaram Group Inc. Rencana ini telah disepakati dalam penandatanganan perjanjian transaksi pembelian saham antara kedua pihak.
"Transaksi ini tidak akan menyebabkan perubahan pengendalian pada perusahaan," ujar Presiden Direktur Bank Amar Indonesia, Vishal Tulsian, dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5).
Investree Singapore merupakan induk grup usaha platform teknologi finansial (fintech) pinjaman di Asia Tenggara untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Investree Group juga beroperasi di Indonesia, yakni di bawah PT Investree Radhika Jaya (Ïnvestree).
Dengan mengakuisisi saham minoritas yang signifikan di Amar Bank, Investree berencana mengembangkan produk-produk pembiayaan dan menawarkan solusi bisnis digital yang lebih luas demi mengangkat level operasional UMKM di seluruh negeri.
Adrian Gunadi, Direktur Investree Group dan Co-Founder sekaligus CEO Investree mengatakan, inisiatif ini merupakan bagian untuk menciptakan lintas kolaborasi yang kohesif antara fintech dan perbankan serta melakukan inovasi produk, menyediakan layanan pembiayaan digital dan solusi bisnis yang lebih terintegrasi.
Aksi akuisisi ini juga bermanfaat untuk memperluas jangkauan kepada calon debitur atau UMKM di kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan Bank Amar.
Navin Nahata, Managing Director Fintech & Infrastructure Tolaram meyakini pengetahuan mendalam Investree tentang ruang pembiayaan UMKM lokal akan memungkinkan Bank Amar mempercepat upaya diversifikasi produk untuk melayani segmen ekonomi Indonesia yang penting tetapi kurang terlayani.
Sebelumnya, Bank Amar sudah memiliki sejumlah produk pinjaman digital, antara lain: Tunaiku dan mobile-only bank, Senyumku.