IHSG Diramal Turun, Analis Rekomendasikan Saham Bank dan Infrastruktur
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah dan bergerak di level 6.757 - 6.875 pada perdagangan hari Selasa (24/5). Sebelumnya, indeks ditutup melemah 1,12% di level 6.840,775 pada akhir perdagangan hari Senin (23/5).
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan jelang rilis data tingkat suku bunga acuan, pola gerak IHSG saat ini terlihat sedang melalui rentang konsolidasi wajar usai mengalami kenaikan jangka pendek beberapa waktu sebelumnya.
Pergerakan indeks hingga beberapa waktu mendatang akan lebih bersifat konsolidatif sehingga risiko terjadinya koreksi wajar masih perlu diwaspadai oleh para investor.
"Namun, selama support level dapat dipertahankan, maka momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk akumulasi pembelian dengan target jangka pendek," kata William dalam risetnya, dikutip Selasa (24/5).
William merekomendasikan investor untuk memantau saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan, IHSG akan melemah karena gagal menembus resisten terdekat di level 6.978. Indeks diperkirakan akan menguji beberapa support minor di level 6.795, 6.741 dan 6.686 dengan peluang untuk kembali menguat apabila berada di atas level 6.515.
Titik resistance IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 6.978, 7.032 dan 7.105, sedangkan titik support ada di posisi 6.795, 6.515 dan 6.400.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sedangkan, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan take profit sebagian di level 8.000 pada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang menghadapi support di level 7.725. Di mana jika level ini ditembus, akan memicu pelemahan lanjutan menuju support berikutnya di level 7.350.
Selain itu, ia juga merekomendasikan hold atau buy on weakness pada PT XL Axiata Tbk (EXCL) di rentang harga 2.510-2.550. EXCL berpeluang melemah ke Fibonacci Retracement 61,8% dari wave [i] di level 2.510 berdasarkan pada skenario merah. Meski demikian, ada peluang untuk terjadi rebound jika harga penutupan harian masih di atas 2.510.
Ia juga merekomendasikan hold atau buy on weakness pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di rentang harga 4.130-4.200. Terakhir, dia merekomendasikan take profit sebagian di level 8.000 pada saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).