Investasi Reksa Dana di Tengah Gejolak Suku Bunga, Mana Paling Untung?

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta.
Penulis: Syahrizal Sidik
23/6/2022, 17.59 WIB

 

Reksa dana bisa menjadi pilihan salah satu instrumen investasi bagi investor. Ada berbagai jenis reksa dana yang bisa dijadikan pilihan investasi seperti reksa dana pasar uang dengan tingkat risiko paling rendah, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran dan reksa dana saham yang risikonya paling tinggi.

VP Head of Product, Research, and Consulting Services PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, di saat kondisi pasar sedang volatil karena kenaikan inflasi dan tekanan suku bunga, menurut dia, reksa dana pasar uang bisa menjadi salah satu pilihan.

Namun, ketika kondisi pasar kembali membaik, investor bisa kembali ke reksa dana saham untuk mendapatkan potensi keuntungan yang lebih tinggi. "Investasi reksa dana bisa untuk mengarungi periode baik dan periode buruk," katanya di Jakarta, Rabu (22/6).

Pasalnya, aset dasar (underlying) investasi reksa dana yang dikelola manajer investasi terdiri dari berbagai instrumen, mulai dari saham, obligasi, hingga deposito. 

Menariknya, saat ini geliat investasi di masyarakat kian meningkat, di mana lebih dari 75% investor di pasar modal Indonesia berada pada usia muda atau produktif. Selama pandemi, data menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin tertarik untuk berinvestasi. Menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI jumlah investor pasar modal meningkat 3,5 kali jika dibandingkan dengan akhir tahun 2019, menjadi 8,8 juta pada Juni 2022.

Mendapati hal ini, digibank by DBS telah melakukan riset terhadap 508 responden untuk mengetahui perilaku finansial masyarakat terkait investasi.

Head of Customer Experience PT Bank DBS Indonesia Nita Octaviani Aji mengatakan, berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukkan bahwa lebih dari 50% nasabah digibank by DBS yang telah berinvestasi masih membutuhkan pendampingan untuk menentukan keputusan finansial yang tepat serta sesuai dengan profil dan kebutuhan mereka.

"Responden masih menaruh kepercayaan tinggi kepada bank untuk mengelola mayoritas uang mereka, termasuk investasi,” ujarnya.

Pada kesempatan sama, Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Erline Diani mengatakan, dalam dua tahun terakhir, jumlah masyarakat yang berinvestasi maupun saldo investasinya terus meningkat sejak perusahan meluncurkan fitur investasi secara digital.

"Kami menyasar segmen emerging affluent, saldo bernvestasi (AUM) selama dua tahun terakhir berkembang 9 kali," ungkapnya.

Dia mengatakan aplikasi digibank by DBS menghadirkan produk dan layanan yang dipersonalisasi berdasarkan profil dan tujuan investasi nasabah, antara lain: notifikasi pintar untuk mengecek curated information mengenai tren pasar; digibank advisor untuk berkonsultasi secara online mengenai pilihan produk investasi; dan digital financial tools untuk mempermudah nasabah memilih rangkaian produk investasi dengan scoring reksa dana dan financial-goal calculator dari Infovesta.