IHSG Anjlok Hampir 2%, Efek Agresifnya The Fed Naikkan Suku Bunga

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
26/9/2022, 11.59 WIB

Pasca kenaikan suku bunga acuan The Fed, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam di perdagangan awal pekan ini, Senin (26/9). IHSG anjlok 1,67% ke level 7.041 kemudian pelemahan terus berlanjut hingga ditutup di level 7.090 pada sesi pertama perdagangan. 

Pengamat Pasar Modal Wahyu Tri Laksono menilai, penurunan IHSG disebabkan oleh sentimen negatif dari kenaikan suku bunga acuan. "Dalam hal ini IHSG terkoreksi juga didukung oleh sentimen global yang negatif pasca agresivitas Fed," katanya saat dihubungi Katadata, Senin (26/9).

Namun, Tri menilai, ada potensi IHSG berbalik menguat (rebound) pada sesi kedua. Menurutnya, IHSG masih cukup kuat dan cenderung bergerak stabil. Sehingga, jika mengalami koreksi, ada peluang rebound di sesi dua atau setidaknya sesi hari berikutnya. "Jika dihitung dari All The High (ATH), pelemahan 5-8% bahkan 10% bukan mustahil," tambahnya.

Senada, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan pengaruh penurunan IHSG karena pelaku pasar bersikap risk off karena menantikan petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan moneter bank sentral AS.

"Berdasarkan jadwal, esok dan Selasa ada pidato Gubernur The Fed yaitu Jerome Powell. Pelaku pasar akan mencermati berapa besaran kenaikan suku bunga acuan di bulan November," katanya saat dihubungi Katadata.

Ia memperkirakan, IHSG masih akan mengalami penurunan walaupun tidak sebesar sesi pertama, dengan support sekitar 7.020-6.990. 

Head of Trading Treasury & Markets Bank DBS, Ronny Setiawan, menyampaikan pelaku pasar melihat bahwa IHSG masih akan positif dibanding negara lain. Menurutnya, pergerakan IHSG di bursa Indonesia masih akan kuat karena ditopang oleh komoditas energi.

Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi IHSG hari ini mencapai Rp 6,9 triliun dengan volume 14,08 miliar saham dan frekuensi sebanyak 744.839 juta kali. Sebanyak 437 saham bergerak melemah, 119 saham lainnya menguat dan 127 saham bergerak mendatar. Sedangkan nilai kapitalisasi pasar IHSG menjadi Rp 9.335,19 triliun.

Hingga berakhirnya sesi pertama, seluruh bursa saham di Asia berada di zona merah. Nikkei 225 turun 0,58%, Hang Seng turun 1,61%, Shanghai Composite turun 0,27%, dan Straits Composite turun 0,01%.

Bersamaan dengan penurunan IHSG, seluruh sektor berada di zona merah, dipimpin oleh sektor energi yang turun 3,82%. Adapun saham-saham di sektor energi yang mengalami penurunan yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang turun 6,80% atau 10 poin menjadi Rp 137 per saham.

Lalu, PT Medco Energi International Tbk (MEDC) yang turun 6,53% atau 65 poin menjadi Rp 939 per saham. Kemudian, PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang turun 5,73% atau 110 poin menjadi Rp 1.810 per saham.

Sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor teknologi turun 1,93%, sektor industri turun 2,80%, sektor industri dasar turun 1,62%, sektor transportasi turun 1,08%, sektor infrastruktur turun 1,13%, sektor primer turun 0,83%, sektor non primer turun 0,92%, sektor keuangan turun 0,35%, sektor properti turun 0,53%, dan sektor kesehatan turun 0,40%.

 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail