Beli Saham Mercy Harga Bajaj Versi Lo Kheng Hong, Saham Ini Termasuk?
Investor kawakan Lo Kheng Hong mengatakan, saat saham-saham berguguran adalah saat tepat untuk membeli saham Mercy seharga Bajaj. Perumpaan yang seringkali dilontarkan Lo untuk membeli saham yang berpotensi mengalami kenaikan besar di kemudian hari, namun dibeli dengan harga yang murah.
Investor yang sering dijuliki Warren Buffet-nya Indonesia itu berpesan investor harus memilih saham yang price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV)-nya rendah. PER merupakan rasio menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih. Apabila dirumuskan secara matematis, PER dapat diformulasikan sebagai harga saham dibagi earning per share (EPS).
Sehingga, nilai PER mengindikasikan bahwa harga saham saat ini setara dengan berapa kali pendapatan bersih selama satu tahun. Saham dengan PER yang tinggi bisa menunjukkan bahwa saham tersebut bernilai tinggi karena terus bertumbuh dari waktu ke waktu.
Namun jika terlalu tinggi, saham tersebut dinilai memiliki valuasi harga yang terlalu tinggi atau overvalued. Sebaliknya, saham dengan PER rendah menunjukkan saham tersebut masih diperdagangkan di bawah harga pasar sehingga berpotensi menghasilkan keuntungan kepada investor.
Sedangkan, PBV merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Rasio keuangan ini umumnya dipakai investor ketika menganalisis harga suatu saham untuk melihat apakah harga saham saat ini sedang dijual murah atau mahal. Cara menemukan PBV adalah dengan membagi harga saham saat ini dengan nilai buku per lembar saham perusahaan.
Jika menilik Indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan, ada 10 saham yang PBV-nya masih rendah dibanding 35 saham lainnya di indeks tersebut. Indeks LQ45 sebagai informasi kerap menjadi patokan investor ritel yang ingin memiliki saham dengan kapitalisasi besar dan fundamental kuat.
Saat ini acuan investor memang pada Indeks LQ45, karena dianggap prestisius. Berisikan 45 saham paling likuid di pasar modal dengan fundamental kinerja yang prospektif. Disebut prestisius lantaran syarat dan ketentuan bagi emiten untuk masuk ke indeks ini sangat ketat sehingga dalam periode tertentu hanya ada 45 saham anggota LQ45.
Indeks ini pun menjadi acuan bagi pelaku pasar, termasuk investor ritel dan institusi semacam pengelola reksa dana dan dana pensiun serta asuransi. Penyebabnya, emiten tersebut memiliki kondisi keuangan yang sehat, prospek pertumbuhan yang tinggi, serta nilai transaksi yang likuid.
Berikut 10 saham dengan PBV terendah di indeks LQ45:
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) 0,51 kali
- PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) 0,59 kali
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 0,65 kali
- PT Astra International Tbk (ASII) 1,13 kali
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 1,18 kali
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) 1,25 kali
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) 1,30 kali
- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) 1,72 kali
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) 3,01 kali
- PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) 3,59 kali
Sedangkan, 10 saham yang memiliki PER rendah di indeks LQ45 sebagai berikut:
- PT Indika Energy Tbk (INDY) 1,89 kali
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 2,17 kali
- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 2,54 kali
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 2,87 kali
- PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) 3,52 kali
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) 3,22 kali
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) 4,54 kali
- PT United Tractors Tbk (UNTR) 4,41 kali
- PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) 4,77 kali
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5,5 kali