Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar besar di Bursa Efek Indonesia (BEI), kompak melemah pada perdagangan Kamis ini (16/2) menjelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Merujuk data perdagangan, pagi ini saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau melemah 0,56% ke level Rp 8.800 per saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga terkoreksi 0,21% ke posisi Rp 4.860. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga melemah 0,24% ke level Rp 10.200 dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,06%.
Dalam risetnya, Surya Fajar Sekuritas mencermati saat ini pelaku pasar sedang mencermati arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang diperkirakan masih tetap akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%. Hal ini mengingat, tingkat inflasi di Indonesia yang terkendali dan mulai menunjukkan tren penurunan.
"IHSG diperkirakan mengalami pelemahan lanjutan di kisaran 6.830 sampai dengan 6.920," tulis Surya Fajar Sekuritas, Kamis (16/2).
Selain itu, sinyal yang disampaikan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo yang menyebut BNI dan BRI secara perlahan akan melepas kepemilikan sahamnya di Bank Syariah Indonesia (BRIS) membuat investor asing melakukan pembelian saham di kedua emiten bank BUMN tersebut.
Tiko, sebelumnya mengungkapkan, nantinya Bank Mandiri akan tetap bertindak sebagai pemegang saham pengendali. Sedangkan, pemerintah menjadi pemegang saham dwiwarna.
"Kalau misalnya BRI atau BNI sebagai pemegang saham mulai exit, kira-kira siapa yang bisa menggantikan dan berapa size-nya," ujar Tiko saat ditemui wartawan di Ritz Carlton, Rabu (15/2).
"Dari pemegang saham pengendali Bank Mandiri jadi pengendali selamanya serta ada [investor] strategis. [Nantinya] BRI, BNI perlahan akan keluar dari BSI, kita lihat peluang pasar."
Sementara itu, dari sisi eksternal, Bahana Sekuritas mencermati, pada Rabu kemarin (15/2) bursa Wall Street ditutup menguat setelah rilis data penjualan ritel yang meningkat. Kenaikan tersebut menjadi sinyal kuatnya daya beli masyarakat.
"Namun kekhawatiran akan kembali Hawkish nya The Fed masih membayangi pergerakan pasar," tulis Bahana.
Kemarin, bursa saham Asia ditutup melemah setelah rilis data Inflasi AS yang di atas ekpektasi membuat kekhawatiran akan kenaikan suku bunga agresif kembali. Harga minyak mentah ditutup melemah rilis data persedian minyak mentah AS yang meningkat dan kekhawatiran kenaikkan suku bunga AS turut menekan harga.