PT Pertamina Geothermal Energy telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia. Anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang energi panas bumi ini menetapkan harga IPO Rp 875 per saham.
Perusahaan menargetkan mendapatkan Rp 9,05 triliun dengan melepaskan sebanyak-banyaknya 25% saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO atau maksimal 10,35 miliar saham. Informasi ini diperoleh Katadata.co.id dari iklan prospektus perusaahaan, Jumat (17/2).
Perusahaan yang akan menggunakan kode emiten PGEO ini akan melaksanakan penawaran umum perdana saham yang dijadwalkan berlangsung pada 20-22 Februari dan kemudian dilanjutkan dengan pencatatan efek di lantai bursa pada 24 Februari 2023. (BEI).
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah optimistis terhadap minat investor untuk ikut serta dalam IPO emiten berkode saham PGEO tersebut seiring dengan roadshow yang telah dilakukan perseroan.
“Kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, diantaranya pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini untuk mendukung rencana pengembangan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang,” ujarnya, dalam pernyataan resmi, Kamis (16/2).
Dalam penawaran umum perdana saham, PGE menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.
Melalui perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp9,78 triliun, anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) itu bakal mengalokasikan sebagian dana IPO untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex).
Nelwin menjelaskan pada 2023, emiten berkode saham PGEO itu menganggarkan belanja modal untuk investasi baru sebesar US$250 juta, dari belanja modal yang hanya sebesar US$60 juta pada 2022.
Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total US$350 juta. Jika ditotal, PGE meyiapkan investasi senilai US$1,6 miliar sepanjang 2023-2027.
“Makanya kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini. Dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya,” tambah Nelwin.
Sebagai informasi, sovereign wealth fund Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA) telah menyatakan ketertarikannya dengan membawa sejumlah investor untuk ikut serta dalam penawaran umum perdana saham Pertamina Geothermal Energy.