Perusahaan semikonduktor yang sahamnya dimiliki SoftBank Group, Arm Ltd. berencana melakukan penawaran umum perdana saham di bursa Wall Street, AS tahun ini. Perusahaan menargetkan akan menghimpun dana senilai US$ 8 miliar atau setara Rp 122,4 triliun dengan asumsi kurs rata-rata Rp 15.300 per dolar AS.
Seperti dikutip dari Reuters, Arm diperkirakan akan menyerahkan dokumen penawaran umum perdana pada akhir April menurut sumber yang mengetahui informasi tersebut. Adapun, pencatatan saham diharapkan terjadi akhir tahun ini dan waktu yang tepat masih akan mempertimbangkan kondisi pasar.
Guna memuluskan aksi korporasinya, SoftBank telah menunjuk empat bank investasi yakni Goldman Sachs Group Inc, JPMorgan Chase & Co Barclays dan Mizuho Financial Group sebagai penjamin emisi utama.
Sementara itu, menurut laporan Bloomberg, dengan IPO ini valuasi perusahaan produsen cip yang berbasis di Cambrigde, Inggris ini diperkirakan akan mencapai US$ 50 miliar.
Pendiri SoftBank Masayoshi Son pada Februari tahun lalu mengatakan, dia ingin debut Arm menjadi yang terbesar dalam sejarah industri semikonduktor. SoftBank disebut-sebut bakal berusaha untuk memberi harga IPO pada akhir musim panas dan kemudian menyelesaikan penawaran umum di akhir tahun ini.
Terkait aksi korporasi ini, juru bicara SoftBank menolak memberikan keterangan lebih lanjut. Saham SoftBankjuga ditutup turun 0,5% di Tokyo pada hari Jumat, mengalahkan kenaikan Nikkei 225 Stock Average sebesar 1,6%.
Arm sebelumnya telah memutuskan tidak akan kembali menjual sahamnya di Bursa Efek London untuk saat ini. Kebijakan ini disebut memberikan pukulan bagi politisi Inggris yang melobi raksasa teknologi tersebut melantai di dalam negeri. Arm kemudian mengkonfirmasi keputusan untuk tercatat di bursa Nasdaq.
Mereka menilai, pencatatan saham kembali Arm, yang sebelumnya telah diperdagangkan di bursa London sebelum akuisisi SoftBank pada tahun 2016 senilai US$ 32 miliar, diharapkan bakal memberi keuntungan besar bagi SoftBank dan investor teknologi terbesar di dunia.
"Arm diperkirakan bernilai sekitar $37 miliar dan apa pun di atas itu akan mewakili keuntungan," kata Kirk Boodry, seorang analis Redex Research, dalam catatannya.