PT Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk beberapa emiten perbankan pelat merah. Yakni, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Rekomendasi tersebut berdasarkan kinerja keuangan kedua perbankan tersebut selama kuartal pertama 2023.
Bank BNI membukukan laba bersih Rp 5,2 triliun pada kuartal pertama 2023 atau meningkat sekitar 31,7% secara tahunan.
Pertumbuhan laba bersih didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang kuat tetapi diimbangi oleh pertumbuhan beban bunga yang kuat, serta beberapa kerugian atau peningkatan keuntungan dalam aset keuangannya.
Kinerja tersebut menghasilkan pertumbuhan pendapatan operasional sebelum pencadangan atau pre-provisioning operating profit (PPOP) yang relatif lemah.
PPOP yang lemah adalah kekhawatiran terbesar kami, yang berasal dari struktur pendanaan yang relatif lemah.
“Kami pikir cost of fund akan tetap tinggi untuk beberapa kuartal di tengah lingkungan suku bunga yang tinggi. Dengan demikian, kemampuan bank untuk menumbuhkan segmen pinjaman dengan imbal hasil tinggi akan menjadi kunci untuk mempertahankan NIM-nya,” ujar Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Handiman Soetoyo dalam risetnya, Kamis (27/4).
Sebagai bank dengan segmen korporasi dan menengah yang cukup, BBNI juga diuntungkan oleh kenaikan suku bunga karena repricing imbal hasil pinjaman secara otomatis, meskipun pertumbuhan pinjaman relatif lambat.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beli saham BBNI dengan target harga Rp 12.400 per saham. Namun target tersebut diturunkan dari semula Rp 12.500 per sahamnya.
Sedangkan untuk BMRI, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 12.6 triliun di kuartal pertama 2023 atau meningat 25,2% secara tahunan.
Mirae Asset menilai pencapaian yang kuat tersebut disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang lebih tinggi yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan bunga yang kuat, digitalisasi yang kuat yang menghasilkan pendapatan berbasis biaya yang lebih tinggi, dan peningkatan kualitas aset yang menurunkan beban provisi.
Pendapatan bunga bersih BMRI berada di Rp 23 triliun pada kuartal pertama 2023. Meskipun diimbangi oleh lonjakan beban bunga Rp 8,4 triliun karena kenaikan biaya dana karena bank berusaha mengamankan likuiditas dengan menaikkan suku bunga simpanan.
“Namun demikian, kami percaya bahwa repricing hasil aset yang sedang berlangsung dan pengurangan deposit dengan suku bunga khusus di kuartal mendatang akan meningkatkan marginnya,” kata Handiman.
Mirae Asset yakin dengan fundamental dan likuiditas yang lebih kuat,BMRI akan terus fokus untuk menjaga pertumbuhan kredit dan meningkatkan marginnya.
“Kami yakin tren peningkatan profitabilitas BMRI akan terus berlanjut, terutama didorong oleh pertumbuhan aset dan repricing imbal hasil,” tulisnya dalam riset.
Sementara itu, likuiditas yang cukup dengan CASA yang lebih tinggi akan membuat CoF tetap terkelola meskipun terjadi lonjakan CoF baru-baru ini.
"Kami meningkatkan rekomendasi menjadi beli dengan target harga baru Rp 6.300 dari sebelumnya Rp 6.114 per saham,” tulis Handiman dalam risetnya.