Emiten milik taipan Eddy Sugianto, PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA), mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (25/7).
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 09.15 WIB, harga saham Mandiri Herindo Perkasa naik 34,75% atau menyentuh batasan auto reject atas (ARA) ke level Rp 159 dari level harga penawaran umum Rp 118 setiap saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 76,5 juta dengan nilai transaksinya Rp 12,1 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 4.119 kali.
Direktur Utama Mandiri Services, Yenny Hamidah Koean mengatakan melalui IPO ini perseroan akan berfokus untuk mendapatkan kontrak-kontrak baru.
“Potensi batu bara di Kalimantan masih besar, namun kami berfokus untuk mendapatkan kontrak-kontrak baru dengan pertimbangan bisnis yang berkelanjutan melalui pemilihan pelanggan secara selektif serta kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan,” ujar Yenny di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa (25/7).
Mandiri Herindo Adiperkasa menawarkan 4,16 miliar saham baru atau setara 25% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham.
Dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk 60% digunakan untuk pembelian armada truk baru dan 40% akan digunakan untuk pembelian sekitar 50 unit dolly, serta 100 unit vessel untuk peningkatan kapasitas produksi dan peremajaan unit.
PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk atau yang disebut Mandiri Services merupakan sebuah perusahaan penyedia jasa pertambangan khususnya di bidang coal transport atau coal hauling.
Beberapa pemilik tambang atau kontraktor yang bekerja sama dengan MAHA antara lain PT Indonesia Pratama, entitas dari Bayan Resources. PT Mandiri Intiperkasa (MCOL), PT Kideco Jaya Agung dan PT Multi Tambangjaya Utama (Indika Energy), PT Pamapersada Nusantara (UNTR) dan PT Sims Jaya Kaltim (MYOH).
Sepanjang 2022, MAHA mengangkut sebanyak 43,5 juta ton batu bara, sehingga mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun atau meningkat sebesar 24,5% dibandingkan tahun 2021. Sedangkan, laba bersihnya mencapai Rp 189,84 miliar, naik 60,9% dari tahun sebelumnya.