IHSG Hadapi Volatilitas, Mandiri Sekuritas Pangkas Target jadi 7.180

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Mandiri Sekuritas merevisi target IHSG menjadi 7.150 hingga akhir tahun ini lantaran adanya volatilitas di semester kedua.
22/8/2023, 16.38 WIB

PT Mandiri Sekuritas merevisi target level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun menjadi 7.180 dari proyeksi awal tahun di level 7.510. 

Head of Equity Research, Strategy, Consumer Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menjelaskan penurunan target itu lantaran IHSG akan mengalami volatilitas di semester kedua tahun ini. Salah satu penyebabnya ialah mengecewakannya perbaikan pertumbuhan atau growth recovery di pasar negara berkembang (emerging market).

"Jadi yang kami revisi lebih ke arah valuasinya, sebab kami naikkan penyesuaian risiko (risk premium) ke 5%," kata Adrian, dalam Mandiri Economic Outlook Kuartal 3 secara daring, Selasa (22/8).

Adrian menuturkan, valuasi level IHSG 7.180 mengacu pada penghitungan rata-rata rasio harga saham terhadap pendapatan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 13,6 kali. Semakin tinggi nilai P/E-nya maka perusahaan tersebut semakin tinggi untuk memperoleh laba bersih. 

Adrian mengatakan ada sejumlah sektor apa yang bisa dicermati pada semester kedua ini. Apalagi, ada sentimen lain seperti makin dekatnya tahun politik jelang Pemilu 2024. "Memasuki tahun pemilu, kami juga melihat mestinya konsumsi domestik juga akan bisa membaik," katanya.

Dia menilai sektor-sektor yang akan mendukung pertumbuhan yaitu saham di sektor perbankan dan konsumer. Menurutnya, sektor perbankan optimis bakal tumbuh 16%. Sementaa itu sektor konsumer diperkirakan akan tumbuh 34%.

Adrian mengatakan ada sektor-sektor lain yang akan menjadi penopang IHSG. Namun secara kontribusi kapital dan bobot indeks tidak sebesar sektor perbankan dan konsumer. "Dua sektor ini yang mejadi penopang," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyebut kinerja ekonomi Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 2023 masih menunjukkan tren positif. Hal ini dipicu dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2023 mencapai 5,17%, yang menandakan berlanjutnya peningkatan di konsumsi rumah tangga, investasi serta belanja pemerintah.

Andry menambahkan, tren positif ini juga didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat terutama di periode libur Hari Raya, proyek strategis nasional serta kepercayaan investor yang membaik. Perbaikan ini lanjutnya, diikuti dengan angka inflasi yang semakin terkendali dan berangsur menunjukan penurunan.

“Laju inflasi tersebut telah kembali berada di target Bank Indonesia tahun ini, di kisaran 2% - 4%," kata Andry.  Selain itu, kinerja neraca perdagangan Indonesia masih mencatat surplus meskipun trennya terus mengalami penurunan seiring normalisasi harga komoditas.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail