Dua perusahaan sekuritas BUMN, Bahana Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas menetapkan target terbaru harga saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Keduanya memproyeksikan GOTO akan mencapai titik impas EBITDA yang disesuaikan pada tahun ini.
Analis Bahana Sekuritas Robert Sebastian menyebut, GOTO tetap berada di jalur tepat untuk mencapai profitabilitas, karena fokusnya pada pelanggan loyal, mengurangi biaya promosi hingga insentif dan berbagai inisiatif baru di setiap segmen.
“Beberapa strategi yang dinilai mampu membawa GOTO menuju profitabilitas yakni, fitur Mode Hemat, peningkatan inisiatif monetisasi, hingga pinjaman konsumen,” kata Robert, dalam publikasi riset, dikutip Kamis (24/8).
Sebagaimana diketahui, untuk mencapai hal tersebut, manajemen GOTO memperluas jangkauan pasar dengan merancang berbagai produk yang dapat menjawab kebutuhan konsumen yang memperhatikan harga melalui Mode Hemat di layanan GoRide, GoFood, dan GoCar.
Opsi ini dapat meningkatkan order dan volume transaksi tapi tidak membebani keuangan GOTO. Manajemen menegaskan Mode Hemat merupakan cara GOTO merebut kembali loyalitas pelanggan lama yang sensitif terhadap harga.
“Untuk mencapai profitabilitas sepanjang 12 bulan terakhir, basis konsumen kami bergeser menuju konsumen yang memprioritaskan kenyamanan di atas harga," kata Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo.
Sementara untuk inisiatif monetisasi, GOTO berupaya mengoptimalkan take rate dengan menyempurnakan skema komisi dan biaya platform. Selain itu, ada harga jasa yang bersifat dinamis, menyesuaikan dengan jam-jam sibuk. Bahana menyebutkan langkah ini bisa meningkatkan take rate dari layanan.
Untuk segmen e-commerce, Tokopedia, GOTO pun menerapkan iklan yang dinamis berdasarkan penelusuran. Dengan begitu, pencarian menjadi lebih spesifik dan terukur dengan mengutamakan produk lokal atau posisi merchant terdekat.
Bahana menilai pertumbuhan bisnis lending juga memiliki ruang untuk terus dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan GOTO. Hal ini harus diimbangi penerapan manajemen risiko yang efektif, untuk meningkatkan kualitas kredit.
"Kehadiran GoPayLater Cicil membuka peluang baru untuk ekspansi kredit dan memperkuat ekosistem GOTO," tulis riset tersebut.
Oleh karenanya, Bahana merekomendasikan beli saham GOTO dan menetapkan target harga di kisaran Rp 120 per unit.
Target GTV Rp 150 Triliun
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menyoroti terkait potensi peningkatkan nilai transaksi bruto atau gross transaction value/GTV) perusahaan gabungan Gojek dengan Tokopedia ini akan mencapai Rp 150 triliun di kuartal ketiga tahun ini.
Pendapatan tersebut utamanya akan dimotori oleh konsumen yang menggunakan mode hemat dan akuisisi konsumen baru GoPay. Seiring kenaikan GTV, maka EBIDTDA yang diesuaikan GOTO juga akan ikut naik.
“Potensi pemulihan GTV dan tingkat penerimaan akan memungkinkan terjadinya pendapatan netto tumbuh lebih lanjut di semester II-2023 dengan potensi pertumbuhan dua digit sepanjang tahun ini,” tulis riset tersebut.
Sedangkan, tekait penetrasi GoTo Logistics (GTL) ke Tokopedia tidak akan meningkatkan insentif atau biaya subsidi. Insentif pada kuartal berikutnya akan tetap sama dengan kuartal II-2023. "Berdasarkan pengecekan pengiriman GTL next day lebih murah dibandingkan kompetitor,” ujar Niko. Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor itu, Bahana menetapkan target price saham GOTO di rentang Rp 120 per unitnya.
Pada perdagangan hari ini, saham GOTO diperdagangkan pada rentang Rp 85 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 100,67 triliun.