Bank investasi global, JP Morgan mempublikasikan riset terbaru perihal saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Meskipun saat ini berada dalam tren melemah, JP Morgan tetap merekomendasikan pembelian atau overweight dengan target harga Rp 135 per saham.
Dengan harga saham GOTO ditutup di Rp 84 per saham pada sesi perdagangan Jumat, 25 Agustus 2023 masih terdapat potensi peningkatan sekitar 60%.
Sekuritas asing itu beralasan, GOTO memainkan peran penting sebagai proksi ekonomi digital di tanah air. Di sisi lain, populasi kelas menengah sebagai pengguna aktif aplikasi digital terus meningkat diimbangi dengan daya beli yang baik.
JP Morgan memproyeksikan monetisasi perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini yang dijalankan perusahaan berdampak pada pertumbuhan pendapatan hingga 32% secara compounding annual growth rate (CAGR) dari tahun 2022-2025 seiring dengan inovasi produk yang diluncurkan.
Selain itu, GOTO bisa mencapai EBITDA yang disesuaikan impas dalam kuartal IV-2023. Ke depan, JP Morgan memperkirakan EBITDA disesuaikan GOTO akan mencapai positif Rp 8,2 triliun pada 2025.
Manajemen GOTO juga memperbarui EBITDA disesuaikan untuk sepanjang tahun 2023 pada kisaran minus Rp 3,8 triliun sampai Rp 4,5 triliun. Nilai ini direvisi dari target sebelumnya minus sebesar Rp 4,6 triliun sampai dengan Rp 5,3 triliun.
JP Morgan juga menyoroti perihal manajemen yang baru di bawah kendali CEO Patrick Walujo dan Komisaris Utama Agus Martowardojo akan mempercepat GOTO untuk mencapai profitabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan.
Dalam berbagai kesempatan, Patrick Walujo selalu menegaskan tidak lagi melakukan bakar uang secara berlebihan untuk mengejar pertumbuhan. Investor kawakan memilih pertumbuhan yang berkualitas demi neraca keuangan yang sehat dan memiliki fundamental yang kuat.
Kalaupun melakukan ekspansi untuk genjot volume transaksi, Patrick memilih strategi yang unik seperti memperkenalkan mode hemat di semua layanan. Inovasi ini memungkinkan GOTO melayani semua segmen dengan cara berbeda.
"Potensi upside akan didorong oleh kemampuan GOTO dalam mencetak EBITDA yang disesuaikan impas pada kuartal keempat yang dapat membuat konsensus merevisi ke atas outlook kinerja serta menghilangkan kekhawatiran investor soal likuiditas perusahaan," tulis JPMorgan dalam risetnya, dikutip Sabtu (26/8).
Alasan lain mengapa JP Morgan merekomendasikan saham GOTO adalah bobotnya yang besar, saat ini sekitar 3,5% dari IHSG. Sedangkan, terhadap indeks MSCI sekitar 5%. Bobot ini menjadikan GOTO sebagai salah satu incaran para pengelola dana yang merilis produk investasi dengan underlying asset saham MSCI.
Sementara itu, Analis Morgan Stanley Divya Gangahar Kothiyal dan Pooja Bhatia, dalam publikasi risetnya juga menyematkan rating equal-weight dengan target harga di kisaran Rp 131 setiap unit.
Morgan Stanley menyatakan ada sejumlah faktor yang bisa mendongkrak kinerja saham GOTO. Pertama, peningkatan dalam persaingan yang memungkinkan GoTo mencapai ke titik impas EBITDA lebih cepat dari harapan. Kedua, pengurangan biaya yang signifikan, rasionalisasi operasi di pasar non-Indonesia, dan peningkatan dari segmen bisnis fintech.
Di sisi lain, pada kuartal kedua ini, perusahaan mencatat penurunan kerugian melampaui estimasi Morgan Stanley Rp 3,5 triliun. Pada enam bulan pertama ini, GOTO mencatat penurunan kerugian 48% menjadi Rp7,16 triliun, dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 13,65 triliun. Khusus untuk kuartal II-2023, rugi bersihnya turun 56% menjadi jadi Rp 3,31 triliun.