Investor kawakan Lo Kheng Hong menyebutkan ada dua sektor yang amat digemarinya di pasar saham. Bahkan dua sektor tersebut selalu disebutkannya ketika ia menjadi narasumber di setiap acara. Dua sektor tersebut adalah perbankan dan energi khususnya batubara.
“Dua sektor ini perbankan dan batubara sangat saya suka. Suka terus. Biasanya saya cemplungin uang saya sangat banyak,” ujarnya dalam acara PermataBank “Wealth Wisdom Harmonious Wealth Journey” dikutip Rabu (4/10).
Pria berusia 64 tahun itu pun lantas menyebutkan memiliki saham di dua sektor tersebut ibaratnya sama seperti memiliki pasangan yang tidak diboleh dilepas.
“Jadi memiliki saham bank itu sebetulnya boleh kita pegang selamanya, seperti kita punya suami atau istri yang kita pegang sampai akhir hidup kita,” kata Pak Lo biasa ia disapa.
Perbankan dan tambang batubara, dikatakannya sangat ia suka karena labanya selalu bertumbuh kian besar tiap tahunnya. Selain itu, saham di sektor tersebut mayoritas menurutnya masih memiliki price to book value (PBV) yang rendah. Apalagi PBV dan price to earning ratio (PER), merupakan dua indikator yang selalu digunakannya untuk mencari saham Mercy harga Bajaj.
Sebagai informasi, PBV adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Sedangkan PER adalah rasio yang digunakan untuk menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih.
“Kedua sektor ini sangat saya suka karena labanya besar dan valuasinya sangat murah sekali. Ada bank dengan aset Rp 250 triliun dan Rp 350 triliun, PBV masih banyak yang dibawah 1,” ucap Lo Kheng Hong.
Ia pun lantas menjawab pertanyaan salah satu audiens yang hadir di acara tersebut ketika menanyakan jika memiliki uang Rp 1 miliar, lalu sektor di saham-saham apa yang harus dibelinya. Pak Lo yang pernah bekerja sebagai staf tata usaha di bank swasta itu menjawabnya kembali dengan dua sektor tersebut.
“Masa duit Rp 1 miliar maunya saham banyak-banyak. Tahu tidak Warren Buffet beli saham Apple itu nilainya US$ 160 miliar atau Rp 2.400 triliun. Ia investasi hanya di satu saham. Jadi tadi saya sudah sebut dua sektor itu lebih dari cukup,” katanya.
Sebelumnya investor yang sering disebut Warren Buffet asal Indonesia itu memang pernah menuturkan ada dua sektor saham yang paling tangguh. Dua sektor itu ialah perbankan dan batubara.
Namun Pak Lo mengatakan, investor perlu memilih saham yang luar biasa atau wonderful company jika mau mengkoleksi saham-saham di sektor tersebut. Dalam artian tidak semua saham yang ada di sektor tersebut menarik.
Sektor perbankan, menurutnya tangguh dari krisis di mana hal tersebut bisa dilihat dari laporan keuangan perbankan. “Tahun lalu katanya krisis tapi cuannya akeh (bagus). Sampai ada bank yang cuannya Rp 40 triliun,” katanya secara terpisah.
Sementara sektor energi dalam hal ini batubara juga dinilainya menarik. Batubara menurutnya akan selalu diandalkan dalam masa depan, meski energi baru dan terbarukan sedang tren saat ini.
“Mau pakai PLTA tapi kalau lagi kemarau susah, sungai kecil-kecil. Mau buat bendungan susah konstruksinya. Mau pakai angin juga sedikit. Pakai tenaga surya, saya kasih tahu yah PLTU kan bisa 1.000 megawatt, tenaga surya 1 megawatt butuh solar panel seluas 1 hektare. Jadi mau 1.000 megawatt butuh 1.000 hektare bentangan panelnya, dan belum baterainya mahal,” katanya.
Oleh karena beberapa alasan tersebut, Lo Kheng Hong mengatakan bahwa batubara masih sangat dibutuhkan. Bahkan itu juga berlaku untuk jangka panjang.
Di dua sektor tersebut, Lo Kheng Hong tercatat masuk sebagai salah satu pemegang saham terbesar di dua emiten bank swasta nasional dan satu batubara di Tanah Air.