Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Saham?

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023).
Penulis: Lona Olavia
23/10/2023, 07.50 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto resmi mengumumkan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presidennya. Pengumuman ini dilakukan usai semua ketua umum partai politik di Koalisi Indonesia Maju (KIM) menggelar rapat di kediaman Prabowo, Minggu (22/10) malam. 

Menanggapi itu pengamat pasar modal Hans Kwee menilai, hal tersebut bakal berdampak ke pasar saham hari ini. Apalagi sudah ada kepastian atas tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan maju di Pilpres 2024.

“Saya pikir positif untuk pasar. Selama ada kepastian dan melanjutkan apa yang pemerintah lakukan,” katanya kepada Katadata.co.id, Senin (23/10).

Hans mengatakan, pasar cukup positif atas kandidat yang dinilai akan melanjutkan kebijakan ekonomi saat ini.”Pasar tidak suka perubahan yang terlalu ekstrem,” ucapnya. 

Ia pun menilai Gibran maupun Erick Thohir yang dipilih Prabowo menjadi wakilnya akan positif bagi pasar. “Gibran positif bagi pasar meski banyak resistensi yang datang, karena ia anak Presiden Jokowi. Tapi secara ekonomi dinilai tidak ada masalah,” kata ia.

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini diprediksinya juga bisa menguat. Apalagi pekan lalu terkoreksi, sehingga secara teknikal ada peluang rebound alias menguat kembali. Hal itu nampak pada perdagangan jelang akhir pekan lalu di mana saham-saham perbankan mengalami kenaikan cukup signifikan.

Hans mengatakan, menjelang Pemilu pasar biasanya menyambut positif, bahkan IHSG bisa naik 10% hingga 15%. Namun kali ini nampaknya terhambat oleh perang Timur Tengah yang belum surut, ditambah geopolitik Rusia Ukraina yang masih memanas.

“Dana asing menunggu kepastian Pilpres di Indonesia. Tapi secara umum dilihat pasar masih positif,” ujar Hans.

Sedangkan yang mempengaruhi IHSG dari sentimen eksternal, yakni pasar masih mencerna pernyataan ketua The Fed Jerome Powell yang dianggap lebih dovish di tengah potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Kenaikan bunga obligasi AS memperketat kondisi keuangan yang berpotensi membuat The Fed melakukan jeda kenaikan suku bunga.

“Pasar tenaga kerja dan data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan membuat The Fed Mungkin akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama. Kenaikan bunga obligasi AS ditambah konflik geopolitik Timur tengah memberikan Tekanan pada aset berisiko termasuk saham,” jelas Hans. 

Minyak dan emas menguat di tengah Israel dan Hamas. AS terlihat berupaya menurunkan harga minyak ditengah upaya penarikan persediaan dalam jumlah besar. Pasar menantikan pidato The Fed dan indeks harga belanja personal AS yang diperkirakan kembali naik.

“IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.803 sampai level 6.757 dan resistance di level 6.874 sampai level 6.986. Cenderung buy on weakness di pekan ini,” katanya.