Tiktok Dikabarkan Gandeng Tokopedia, Bagaimana Kontribusinya ke GoTo?

Tokopedia
Tokopedia Affiliate
11/12/2023, 07.29 WIB

TikTok dikabarkan akan mengumumkan kesepakatan kerja sama dengan emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebelum Harbolnas 12.12. Harbolnas artinya Hari Belanja Online Nasional 12.12, perayaan belanja tahunan yang dilakukan setiap 12 Desember. Namun hal tersebut masih simpang siur, hingga ada pengumuman resmi dari manajemen.  

Sementara berdasarkan riset yang dilakukan pada 2022 lalu, Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas, Chang Kun Shin menyampaikan nilai total gross merchandise value (GMV) dari TikTok Shop di Indonesia sebesar Rp 40,1 triliun atau mencakup sekitar 5% dari total transaksi e-commerce di Indonesia dalam periode yang sama. 

Sebaliknya, GOTO justru berhasil mencatatkan pertumbuhan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) sebanyak Rp 613,4 triliun pada periode yang sama. Dengan demikian, dengan adanya potensi kerjasama antara kedua platform tersebut, kontribusi GMV TikTok terhadap total transaksi GOTO akan berkisar antara 6%–7% atau setara dengan Rp 40 triliun hingga Rp 45 triliun per tahun.

“Maka dengan adanya potensi kerja sama antara platform tersebut kontribusi GMV TikTok ke total transaksi GOTO kami nilai akan sebesar 6%–7%,” kata Shin kepada Katadata.co.id, Senin (11/12). 

Di samping itu, Analis Mirae Sekuritas Christopher Rusli mengatakan bahwa kini Tokopedia telah bergabung dengan GOTO yang berfokus pada sektor e-commerce. Hal ini merupakan salah satu dari empat pilar bisnis utama GOTO, yang meliputi on demand (seperti Gojek, GoCar, GoSend), e-commerce (termasuk GoFood dan Tokopedia), fintech (GoPay), dan logistics (GoTo Logistics).

Sedangkan pada laporan keuangan kuartal tiga 2023, Christopher menyebut kontribusi GTV dari sektor e-commerce mencapai sekitar Rp 62 triliun dari total GTV GOTO sebesar Rp 151 triliun. Pendapatan atau revenue dari sektor e-commerce mencapai sekitar Rp 2,2 triliun pada periode yang sama.

Menariknya, lanjut Christopher, meskipun GTV dari e-commerce turun sekitar 11% dari Rp 69,9 triliun di kuartal tiga 2022, pendapatan GOTO malah naik sebanyak 6% dari Rp 2,1 triliun menjadi Rp 2,2 triliun. Ia mengatakan hal ini mungkin disebabkan oleh dua faktor utama. Misalnya saja, peningkatan take rate dari sekitar 3,0% menjadi 3,6% dan pengurangan insentif kepada pelanggan seperti promo-promo tertentu.

“Insentif pelanggan kalo dikurangkan, dampaknya sih ke total transactionnya karena transaksi juga akan turun. Ini sih menurut kami hal yang normal dan ekspektasinya kedepan GTV ini bisa ditingkatkan lagi. 

Namun, ia menganggap hal ini merupakan sesuatu yang wajar. Christopher juga berekspektasi GTV dapat ditingkatkan kembali kedepannya. Selain itu, metrik lainnya juga menunjukkan kinerja yang cukup positif, seperti kontribusi margin sebagai persentase dari GTV sudah positif dan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA yang disesuaikan) juga hampir positif.

Namun sejak awal tahun sampai akhir kuartal tiga 2023, GOTO membukukan total GTV sebesar Rp 443,5 triliun  Realisasi itu turun 1,76% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 451,47 triliun.

Adapun pada Januari-September 2023 nilai transaksi segmen bisnis e-commerce GoTo, yakni Tokopedia, tercatat menurun 9,31% secara tahunan menjadi Rp 183,5 triliun. Begitu pula dengan nilai transaksi segmen bisnis on demand, yaitu Gojek, yang turun 8,47% menjadi Rp 40,38 triliun.

Menurut pihak manajemen, penurunan nilai transaksi GoTo, termasuk pada Gojek dan Tokopedia, disebabkan oleh penurunan insentif dan pemasaran produk, yang berimbas pada penurunan jumlah konsumen. Meski begitu, GoTo mengatakan akan secara taktis berinvestasi pada pertumbuhan e-commerce untuk mempertahankan pangsa pasar, termasuk untuk belanja insentif dan promosi yang ditargetkan secara khusus.

“Penurunan GTV disebabkan berkurangnya konsumen non-profitabel sebagai dampak dari pengurangan insentif yang signifikan sepanjang setahun terakhir,” kata manajemen GoTo dalam siaran persnya, Senin (30/10).

Terkait kerja sama dengan TikTok, GOTO menegaskan tidak ada rencana pengambilalihan atas 50% saham ataupun penjualan saham GOTO oleh perseroan kepada ByteDance Ltd. atau TikTok.

"Perlu kami klarifikasi bahwa diskusi yang sedang berlangsung saat ini adalah antara perseroan, PT Tokopedia dan TikTok," kata Sekretaris Perusahaan GOTO R.A. Koesoemohadiani dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia atau BEI, Jumat (8/12).

Koesoemohadiani juga menjelaskan belum ada keputusan dan kesepakatan final atas potensi kemitraan strategis antara emiten teknologi tersebut, PT Tokopedia dan TikTok. Artinya, pembicaran kerja sama antara GOTO, Tokopedia, dan TikTok belum membuahkan hasil kesepakatan.


Reporter: Nur Hana Putri Nabila