PT PP Tbk (PTPP) menargetkan penurunan utang berbunga hingga 2% sampai 3% sampai akhir tahun 2023. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Agus Purbianto mengatakan, PTPP berupaya untuk membenahi utang berbunga. Pertama penurunan utang yaitu divestasi.
"Kedua branding dari proyek kami akan kencangkan, sehingga nanti kasnya bagus. Ini akan kami upayakan untuk menurunkan utang tersebut," kata Agus kepada wartawan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB, Rabu (13/12).
Agus menjelaskan terkait dengan utang-utang yang ada, khususnya dari sisi-sisi investasi, perusahaan berusaha akan menjual. Selain itu dirinya menjelaskan jika kondisi sektor properti sedang belum baik sekarang. Sehingga perseroan belum bisa dengan cepat untuk menghasilnya kas guna tutup utang.
"Sampai akhir tahun ini tidak banyak, paling penurunan utang maksimal 2% sampai 3%. Sebab terus terang pengeluaran yang besar di utang kami itu adalah sektor properti," katanya.
Dia juga mengatakan kemungkinan satu atau dua tahun lagi terkait divestasi aset, dirinya berharap valuasinya besar. Dirinya memastikan perusahaan dapat menurunkan utang berbunga di PTPP berkisar di 20% sampai 25% dari upaya yang dilakukan perusahaan.
Menurut catatan perusahaan, total utang PTPP mencapai Rp 44,2 triliun, setara 74,5% dari total asetnya Rp 59,3 triliun per kuartal tiga 2023. Jika dibandingkan dengan utang emiten BUMN Karya, PTPP masuk dalam urutan ketiga. Posisi pertama ditempati oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sementara WSKT memiliki total liabilitas atau utang Rp 84,1 triliun, setara 87,1% dari total asetnya yang bernilai Rp 96,5 triliun. Pada periode sama, WIKA memiliki total utang Rp55,7 triliun, setara 83,5% dari total asetnya Rp66,6 triliun.
Sebagai informasi, PTPP membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 271,69 miliar pada kuartal empat 2022. Perolehan laba tersebut naik 2,15% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 Rp 265,97 miliar.