Marjin Bukalapak Tumbuh di Tengah Akuisisi TikTok - Tokopedia

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz
Warga melihat etalase barang pada situs belanja daring di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
3/1/2024, 13.55 WIB

TikTok anak usaha Byte Dance suntik dana jumbo US$ 1,5 miliar atau setara Rp 22,5 triliun ke Tokopedia, entitas bisnis e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada Desember 2023 lalu.

Proses ini ditargetkan rampung pada kuartal pertama 2024 dan investasi ini tanpa dilusi lebih lanjut pada kepemilikan GoTo di Tokopedia. 

Di sisi lain, menurut analisis dari CAK Investment Club, salah satu perusahaan e-commerce terbesar, yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) justru berkomitmen terhadap dampak sosial dan peningkatan marjin kontribusi yang positif secara berturut-turut. Hal ini demi menunjukkan ketahanan dan kemampuan adaptasi Bukalapak. 

Apabila dibandingkan, GOTO menyediakan ekosistem yang luas bagi pelanggan melalui platform-platformnya seperti Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial. Perusahaan ini bergerak di tiga segmen utama, yakni layanan on-demand, perdagangan elektronik (e-commerce), serta layanan teknologi keuangan.

Sementara Bukalapak berfokus mendorong ekonomi yang lebih adil, terutama dengan memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). BUKA aktif dalam empat segmen operasional, termasuk marketplace, online to offline, solusi bagi pedagang, dan platform keuangan.

Seiring dengan TikTok akuisisi Tokopedia, Bukalapak mencatatkan peningkatan positif dalam marjin kontribusi yang mencapai Rp 182 miliar di kuartal tiga 2023, meningkat dari periode yang sama sebelumnya.

Total marjin kontribusi selama sembilan bulan pertama 2023 juga melesat dari tahun sebelumnya, mencapai Rp 410 miliar. Bahkan nilai tersebut melonjak dari Rp 43 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Namun kinerja pendapatan BUKA pada kuartal terbaru menunjukkan sedikit penurunan secara kuartal ke kuartal sebesar Rp 1,2 triliun atau 1%. Akan tetapi, secara tahunan meningkat sebesar 29% year on year.

Selain itu, total volume pembayaran di marketplace turun sebesar 7% secara QoQ, meskipun terjadi peningkatan yang cukup besar dari tahun sebelumnya sebesar 57%. Take rate juga menurun menjadi 2,96%, turun dari 3,02% pada kuartal sebelumnya.

Tak hanya itu, perusahaan juga melaporkan rugi bersih sebesar Rp 390 miliar pada kuartal tersebut dan rugi bersih kumulatif selama sembilan bulan mencapai Rp 784 miliar. Penurunan signifikan dipicu oleh kerugian investasi yang mencapai Rp 707 miliar dari investasi di PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).

Di sisi lain, harga saham GOTO pada penutupan perdagangan siang ini, Rabu (3/1) naik 1,15% di level Rp 88 per lembar. Adapun nilai transaksinya Rp 62,53 miliar dan kapitalisasi pasarnya sebanyak Rp 105,72 triliun. Saham GOTO terpantau longsor 28,46% selama setahun terakhir.

Sedangkan saham BUKA justru stagnan di Rp 208 per lembar dengan nilai transaksi Rp 5,41 miliar dan kapitalisasi pasarnya Rp 21,44 triliun. Namun saham BUKA juga merosot 19,38% selama setahun terakhir.

Dengan demikian, menurut analisis dari CAK Investment Club, kedua entitas baik GOTO maupun BUKA berperan penting demi membentuk arah e-commerce di Indonesia. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila