Manajemen maskapai penerbangan PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) dikabarkan tengah berencana untuk menjadi perusahaan tercatat melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Seperti yang diwartakan Bloomberg pada Jumat (12/1), aksi tersebut membuat maskapai penerbangan yang didirikan oleh Rusdi Kirana ini berpeluang meraih dana segar hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,78 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.563 per dolar AS.
Tak hanya itu, maskapai swasta itu sedang bekerja sama dengan para penasihat keuangan untuk mengeksekusi rencana IPO. Sumber tersebut menerangkan, potensi tersebut dapat terlaksana pada akhir 2024 ini.
"Perusahaan dapat mengumpulkan US$ 300 juta hingga US$ 500 juta," kata sumber Bloomberg yang mengetahui informasi tersebut, dikutip Jumat (12/1).
Tak hanya itu, apabila terealisasi listing Lion Air akan menjadi salah satu dorongan besar bagi pasar pencatatan saham di Indonesia. Hal ini akan menambah jumlah emiten maskapai selain PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
Lion Air sebelumnya menargetkan dapat mencatatkan saham di BEI pada kuartal pertama tahun 2019, namun tertunda.
Lion Air merupakan maskapai penerbangan swasta nasional yang didirikan sejak November 1999. Maskapai ini pertama kali beroperasi pada 30 Juni 2000, dengan melayani rute penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak dengan tipe Boeing 737-200. Pada saat itu Lion Air hanya memiliki dua unit pesawat.
Katadata.co.id telah menghubungi perwakilan dari Lion Air. Namun hingga berita ini diturunkan, pihak Lion Air belum merespons.
Untuk diketahui, sampai dengan 6 Januari 2023, terdapat 29 perusahaan yang berada dalam pipeline IPO di BEI tahun ini. Dari pipeline tersebut, berdasarkan kategori aset, sebanyak 19 perusahaan masuk kategori skala menengah, dengan aset antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Kemudian 8 perusahaan masuk skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar, dan 2 perusahaan beraset kecil di bawah Rp50 miliar.