Harga Saham Astra International Terus Turun, Ini Komentar Para Analis

Foto: Dokumentasi Astra International
Bank digital Grup Astra, Bank Saqu bakal diluncurkan pada Senin 20 November pekan depan.
23/1/2024, 13.47 WIB

Saham PT Astra International Tbk (ASII) tengah dalam tren menurun. Berlanjut, saham emiten konglomerasi itu terpantau terus merosot sejak awal perdagangan saham hari ini, Selasa (23/1). 

Saham ASII bahkan menjadi saham yang paling banyak dilepas asing pada perdagangan Selasa (22/1) kemarin dengan nilai Rp 122 miliar. ASII sudah beberapa kali menempati posisi pertama yang sahamnya rajin dijual asing.

Saham ASII bergerak di rentang 5.100 – 5.200 pada perdagangan sesi satu hari ini dan ditutup pada level Rp 5.150 per lembar atau turun 1,44%. Sedangkan volume perdagangannya tercatat 85,73 juta dengan nilai transaksi Rp 441,35 miliar dan kapitalisasi pasarnya Rp 208,49 triliun.

Tak hanya itu, price to book value (PBVR) ASII hampir menyentuh angka 1, tepatnya 1,09. Perlu diketahui, price to book value adalah alat ukur nilai perusahaan dengan membagi harga per lembar saham dan nilai buku per lembar saham. Jika nilai PBV kurang dari 1, bisa dikatakan harga saham murah, jika melebihi satu maka harga saham dikatakan mahal.

Sepanjang Januari ini, ASII terpantau tertekan dengan merosot selama tujuh hari berturut-turut hingga dalam seminggu, sahamnya anjlok 6,36%. Adapun selama sebulan terakhir ASII juga jatuh sebanyak 7,21% dan ambles 12,71% dalam setahun terakhir. 

Melansir data D'Origin dikutip pada (23/1), terdapat aksi crossing jumbo pada saham ASII senilai Rp 1,57 triliun, Senin (22/1) kemarin. Harga tersebut diperdagangkan di harga diskon, yakni di level harga Rp 5.097 per saham atau jauh dari harga terendah pada perdagangan di pasar reguler yakni di Rp 5.250 per saham.

Analis JP Morgan Benny Kurniawan menurunkan rekomendasi saham ASII menjadi underweight. Hal itu berbarengan dengan transaksi tutup sendiri atau crossing saham ASII. 

Namun mayoritas konsensus analis Bloomberg masih mempertahankan sikap bullish untuk saham ASII. Ada 25 analis yang merekomendasikan beli. Kemudian, lima analis merekomendasikan hold dan dua merekomendasikan jual. Adapun target harga ditetapkan di level Rp 4.650 per lembar.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan, saham Astra mengalami penurunan signifikan, terutama setelah terjadi crossing jumbo sebesar Rp 1,57 triliun. Ia menyebut harga saham ASII saat ini berada di bawah level pasar, dengan selisih sekitar 5.100 dan sentimen pasar terlihat cukup negatif.

Menurut Nafan, kondisi tersebut menyebabkan nilai saham ASII menjadi lebih rendah secara teknikal atau disebut undervalue. Meskipun ada potensi nilai murah, tetapi kondisi ini juga mencerminkan adanya tren penurunan yang cukup kuat.

Nafan menekankan perlunya menunggu katalis positif selanjutnya, salah satunya adalah hasil kinerja laporan keuangan di kuartal empat 2023. Ia berharap hasil positif dari sisi pendapatan dan laba pada kuartal sebelumnya dapat menjadi dorongan positif bagi harga saham ASII. Ia pun menyarankan agar hold saham ASII di target harga Rp 5.400 per lembar.

“Memang dalam keadaan downtrend karena sudah membentuk pola trust baru atau level low terbaru. Apalagi terdapat sentimen dari crossing jumbo Rp 1,57 triliun tersebut ya,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Selasa (23/1).

Senada Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, untuk pergerakan ASII masih berada pada fase downtrend dengan pergerakan indikator MACD yang berada di area negatif dan Stochastic yang masih berada di area oversold. Koreksi ASII pun telah menembus area support di 5.200.

“Investor dapat wait and see pada ASII dengan mencermati support berikutnya di 5.050,” katanya.

Peta Persaingan dan Skandal

Di sisi persaingan, gerak pasar otomotif besutan Grup Astra disinyalir kian berat di tengah gencarnya perang harga penjualan kendaraan listrik di Indonesia. Apalagi setelah pemerintah menerbitkan peraturan BKPM No 6 tahun 2023. Aturan tersebut membebaskan tarif PPnBM untuk mobil listrik dengan kandungan bahan baku lokal 20% - 40%. Insentif tersebut akan berlaku dalam kurun waktu dua tahun atau sepanjang 29 Desember 2023 hingga 31 Desember 2025. 

Teranyar misalnya Build Your Dream (BYD) sudah merilis produk mobil listrik terbarunya setelah mendapatkan insentif terkait rencana pembangunan pabrik di Indonesia. BYD pun berhasil menjadi pusat perhatian mobil listrik di Indonesia setelah mencatatkan penjualan mengesankan di Thailand. Di negara tersebut, BYD berhasil menjual BYD Atto 3 dan BYD Dolphin mencapai 1,1 ribu dan 2,8 ribu pada November 2023. Bahkan, BYD diprediksi bisa mengurangi dominasi Hyundai.

Sebagaimana diketahui, salah satu pemegang saham BYD adalah perusahaan milik Warren Buffet yakni Berkshire Hathaway. Perusahaan tersebut sampai pada Februari 2023 memegang saham sebanyak 12,9%.

Sebelumnya saham Astra International diketahui terus tertekan setelah terkuak skandal Daihatsu terkait uji keselamatan. Daihatsu Motor diperkirakan mengalami kerugian lebih dari 100 miliar yen atau sekitar Rp 10,9 triliun akibat skandal uji keselamatan.

Daihatsu sempat menutup pabrik di Jepang dan memberikan kompensasi kepada para pemasok. Selain kehilangan penjualan, Daihatsu bernegosiasi dengan para pemasok untuk memberikan kompensasi kepada mereka atas hilangnya pendapatan akibat penghentian produksi.

Di Indonesia, PT Astra Daihatsu Motor adalah perusahaan manufaktur mobil dan merupakan perusahaan patungan antara Daihatsu, Astra International dan Toyota Tsusho.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila, Patricia Yashinta Desy Abigail