Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah dalam tren penurunan. IHSG sempat menggapai all time high (ATH) atau tertinggi sepanjang sejarah di level 7.402 pada perdagangan perdana 2024, Jumat (5/1).
Laju IHSG saat itu positif seiring dengan sentimen January Effect. Namun sayangnya jelang pergantian bulan, sentimen itupun makin memudar.
Founder dan CEO Emtrade Ellen May mengatakan, laju IHSG masih berat. Bahkan ia memprediksi IHSG bisa turun ke level 7.000 pada pekan pertama atau kedua Februari 2024. Hal itu sejalan dengan US Government Bonds 10 Year Yield atau obligasi negara AS 10 tahun yang dalam tren bullish alias menguat.
“Sampai akhir Januari bond yield bisa naik 4,4% dan ini riskan bagi IHSG,” katanya saat IG Live di akun Instagram miliknya, Kamis (25/1).
Kenaikan bunga obligasi Amerika Serikat itu dinilainya juga menjadi faktor yang menyeret nilai tukar rupiah jatuh terhadap dolar AS. “USD bisa sentuh Rp 16.000 dan masih bisa melemah,” ucap ia.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 0,07% jelang akhir pekan ke level Rp 15.837 pada Jumat (26/1). Selama sepekan, nilai tukar rupiah terus melemah.
Dengan demikian, Ellen pun berpendapat bahwa penurunan rupiah bukan karena karena isu Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mundur dari kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Bu Sri Mulyani tidak akan mundur, melihat dari rekam jejak dan karakter beliau. Semoga ini benar. Kalau salah maka akan memberikan dampak yang luar biasa. Tapi seharusnya sih tidak yah. Ditanya yakin berapa persen, saya yakin 90%,” kata Ellen.
Apalagi tambahnya sebagai menteri keuangan yang sudah diandalkan di lebih dari satu pemerintahan ini urusannya mengenai tanggung jawab negara, bukan hal lain.
“Saya lihat USD menguat dan rupiah melemah bukan semata-mata faktor itu saja. Tapi secara makro USD naik karena US Government Bonds 10 Year Yield mau terus naik,” ujar ia.
Sebelumnya, Sri Mulyani dikabarkan mundur dari Kabinet Jokowi. Kabar itu muncul dari pernyataan dari Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri. Dalam acara bertajuk Political Economic Outlook 2024 di Jakarta, pada Sabtu (13/1).
Faisal bercerita, bahwa mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu siap meninggalkan jabatannya sebagai Menkeu. "Saya dengar, Bu Sri Mulyani yang paling siap untuk mundur," kata Faisal.
Di sisi lain, sejalan dengan pelemahan IHSG, Ellen mengimbau para pelaku pasar untuk ambil sikap wait and see.
“Lihat saham apa sekarang?. Sabar dulu, masih bisa koreksi terutama big bank. Jadi tunggu dulu, sabar dulu,” ungkapnya.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya, meski akhir-akhir ini terus terkoreksi, namun secara jangka panjang menurutnya masih sangat layak untuk dikoleksi. Apalagi melihat laba bersih dan penyaluran kredit yang terus naik di kuartal empat 2023.
“Hasil kinerja BCA masih sangat bagus sekali. Jadi jangka panjang masih oke, tapi jangka pendek bisa turun dulu,” kata Ellen.