Mantan Bos Bursa Beri Komentar Pedas soal Indeks Dividen Tertinggi

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023).
Penulis: Lona Olavia
31/1/2024, 11.13 WIB

Bursa Efek Indonesia atau BEI baru-baru ini mengubah formasi emiten-emiten yang masuk ke dalam indeks IDX High Dividend 20 atau IDX HIDEV20. IDX High Dividend 20 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi. 

Terbaru ada tujuh saham yang masuk ke dalam indeks IDX High Dividend 20. Yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sedangkan yang terdepak adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT CIMB Niaga Tbk (CIMB), PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).

Mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta yang kini dikenal sebagai BEI, Hasan Zein Mahmud memberikan komentar pedas terhadap pilihan BEI atas penetapan IDX High Dividend 20.

“Saya harus kembali mengatakan ini manipulatif TPIA itu dua tahun buku terakhir rugi. TPIA bayar dividen pada 2022 dan 2023 dari retained earning (RE). Kalau dihitung dividend pay out rasionya minus. BRPT itu tahun 2022 laba bersihnya nol. Bayar dividen dari RE 1,59 rupiah. 1,59 dibagi 0 sama dengan tidak terbatas,” ujar pria yang pernah memimpin Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 1992-1996, Rabu (31/1).

TPIA dan BRPT tak lain adalah dua saham yang dimiliki oleh orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu. Menilik laporan keuangannya, kinerja TPIA mengalami tekanan sepanjang 2022. Emiten produsen petrokimia ini membukukan rugi bersih setelah pajak senilai US$ 149,4 juta pada tahun lalu. Sebagai perbandingan, pada 2021 TPIA masih membukukan laba bersih senilai US$ 151,9 juta.

Senada BRPT juga mengalami penurunan laba bersih hingga 98,38% menjadi US$ 1,75 juta di tahun 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 109,11 juta.

Sementara, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, kriteria saham masuk dalam indeks IDX High Dividend 20 merupakan dividend yield atau hasil dividen dalam tiga tahun terakhir. Serta nilai perdagangan di pasar reguler selama 3, 6 dan 12 bulan terakhir.

"Berdasarkan kriteria tersebut BSSR tidak masuk dalam top 20 konstituen indeks. Sementara untuk TPIA, UNVR dan saham yang baru masuk ada dalam top 20 sehingga masuk dalam indeks," kata Jeffrey kepada wartawan, Selasa (30/1).

Berikut saham-saham yang terdaftar dalam indeks IDX High Dividend 20 :

  1. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
  2. PT Alfamart Tbk (AMRT)
  3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
  4. PT Astra International Tbk (ASII)
  5. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  6. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
  7. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
  8. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
  9. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
  10. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
  11. PT Indofood Sukses Makmur (INDF)
  12. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
  13. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
  14. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
  15. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
  16. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
  17. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
  18. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
  19. PT United Tractors Tbk (UNTR)
  20. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)