PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (12/2) kemarin.
Adapun dalam rapat tersebut, perseroan membahas tiga hal penting. Pertama, terkait laporan kinerja produksi perusahaan. Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi menyampaikan laporan kinerja produksi perusahaan mencatatkan kinerja positif untuk 2023.
Tak hanya itu, tambah Jufli, realisasi produksi perusahaan hingga September 2023 mencapai 3.586 Gigawatt jam (GWh). Hal tersebut menunjukkan peningkatan produksi sebesar 4,3% dalam periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Peningkatan produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dengan selesainya proyek pemipaan debottlenecking atau fasilitasi terhadap enam proyek ketenagalistrikan yang saat ini terhambat realisasi investasinya di area Ulubelu.
“Adanya percepatan penyelesaian aktivitas pemeliharaan terencana di sejumlah pembangkit listrik di wilayah kerja perseroan,” kata Jufli dalam keterangan resminya, Selasa (13/2).
Kedua, PGEO juga mengumumkan pencapaian lain yang dicapai di 2023. Salah satunya adalah pembentukan Joint Venture Company (JVC), yaitu PT Cahaya Anagata Energy bersama Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) Way Ratai, Lampung.
“Ke depannya, kami akan terus berkomitmen untuk memperkuat peran energi terbarukan dalam bauran energi nasional, sekaligus langkah konkret menuju Net Zero Emission 2060,” ucap Jufli.
Ketiga, Pertamina Geothermal Energy juga mengumumkan pergantian direksi. Agenda utama dari RUPSLB tersebut mengumumkan penunjukkan Yurizki Rio sebagai direktur keuangan, menggantikan Nelwin Aldriansyah yang sudah menjabat selama tiga tahun.
Komisaris Utama Pertamina Geothermal Energy, Sarman Simanjorang menyatakan pergantian kepengurusan direksi ini menjadi hal wajar. Ia berharap kehadiran Yurizki Rio ini diharapkan menjadi stimulus positif demi mendorong kinerja bisnis PGEO semakin membaik di masa depan.
“Langkah strategis ini kami lakukan guna memperkuat manajemen keuangan dan mempercepat pencapaian tujuan perusahaan di industri panas bumi yang semakin potensial masa depannya,” pungkas Sarman.