Kimia Farma Urungkan Rencana IPO Anak Usaha, Fokus ke Fundamental

Dok. Kimia Farma
Ilustrasi produk PT Kimia Farma Tbk.
Penulis: Syahrizal Sidik
31/5/2024, 13.06 WIB

Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memastikan urung mengantarkan anak usahanya, Kimia Farma Apotek (KFA) untuk melantai di pasar modal. 

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama kepada awak media, menuturkan, alih-alih melakukan penawaran umum perdana saham KFA, perseroan tengah fokus untuk membenahi fundamental keuangan Kimia Farma Apotek terlebih dahulu.  

“Dengan kondisi yang kita hadapi saat ini khususnya di KFA yang sedang pembenahan karena ada integritas penyampaian data laporan keuangan, menurut saya fokusnya tidak jadi IPO. Fokusnya membenahi fundamentalnya,” ucap David, Kamis (30/5) di Jakarta. 

Dia pun memastikan, aksi korporasi menjadikan entitas KAEF melantai di bursa baru akan dilakukan jika perusahaan tersebut benar-benar siap. “Kapan siapnya? Saya untuk hari ini menjawabnya sulit. Itu menjadi prioritas kedua setelah perbaikan fundamental,” ujar dia.

Pada tahun ini perusahaan akan fokus pada efisiensi, sehingga ditargetkan perolehan bottom line Kimia Farma akan berbalik positif. 

Kepada Katadata, David sebelumnya pernah menyampaikan opsi IPO sedianya sangat terbuka bagi semua segmen bisnis farmasi KAEF. Mulai dari apotek, klinik, hingga bisnis laboratorium klinik. Kimia Farma disebut yang berpotensi untuk IPO lebih dahulu. Apalagi, Kimia Farma kini mengelola sebanyak 1.228 apotek. "Sehingga potensi untuk di IPO-kan tentu ada," ucapnya. 

Selain mengelola jaringan ritel farmasi, ekosistem bisnis KAEF dimulai dari hulu hingga ke hilir. Di hulu, perusahaan saat ini memiliki 10 pabrik farmasi. Perusahaan juga memiliki bisnis distribusi dan perdagangan dari pabrik kimia Farma dan saat ini disalurkan kepada sekitar 48 pedagang besar farmasi.

Sedangkan dari sisi hilir, perusahaan memiliki PT Kimia Farma Diagnostika yang bergerak dalam jasa layanan laboratorium klinik dan klinik kesehatan, anak usaha dari PT Kimia Farma Apotek. Bahkan, ada rencana perusahaan yang saat ini sudah mengelola 375 unit klinik memisahkan khusus layanan dokter gigi.

"Saya bisa mengatakan, Kimia Farma saat ini perusahaan healthcare terintegrasi yang terbesar di Indonesia," ujarnya.