Indeks Nasdaq ditutup turun tajam karena terpukul oleh penurunan harga saham-saham teknologi, seperti Nvidia, Apple, dan Tesla, pada Kamis (11/7). Investor beralih ke saham perusahaan-perusahaan yang lebih kecil setelah data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada September mendatang.
Indeks S&P 500 juga melemah setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan harga konsumen AS turun secara tak terduga pada bulan Juni dan kenaikan tahunannya merupakan yang terkecil dalam setahun terakhir. Hal ini membuat The Fed semakin dekat dengan penurunan suku bunga pada bulan September. Sementara itu, indeks Dow Jones berakhir dengan kenaikan moderat.
Menurut data Fedwatch CME Group, suku bunga berjangka menunjukkan bahwa para pialang melihat ada lebih dari 90% kemungkinan Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September. Angka ini naik dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang sekitar 74%.
Meskipun ada tanda-tanda inflasi yang surut, perusahaan-perusahaan paling berharga di Wall Street melemah. Harga saham Microsoft dan Amazon masing-masing turun lebih dari 2% sedangkan harga saham Meta Platforms turun sekitar 4%.
Harga saham Tesla merosot 8,4%, ini merupakan penurunan persentase harian terbesar sejak Januari. Penurunan harga saham Tesla dipicu laporan Bloomberg News yang menyebut perusahaan Elon Musk ini menunda peluncuran robotaxi sekitar dua bulan hingga Oktober.
Harga saham Apple turun 2,3% setelah mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu (10/7). BofA Global Markets menaikkan target harga untuk Apple, dengan mengatakan bahwa mereka memperkirakan penjualan iPhone yang kuat, sebagian didorong oleh fitur-fitur AI yang baru.
Investor Bertaruh pada Saham-saham Perusahaan Kecil
Ketika saham-saham yang terkait dengan teknologi tinggi jatuh pada hari Kamis (11/7), saham-saham perusahaan yang lebih kecil menguat.
Indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000, yang secara signifikan tertinggal dari indeks acuan pada tahun 2024, melonjak 3,6% dan ditutup pada level tertinggi sejak Maret 2022. Investor bertaruh bahwa penurunan suku bunga akan meningkatkan kondisi bagi perusahaan-perusahaan kecil.
"Menurut saya, para investor sekarang percaya The Fed siap untuk mulai menurunkan suku bunga," ujar Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research, seperti dikutip Reuters, Kamis (11/7). Mereka menilai sinyal dari The Fed untuk memangkas suku bunga lebih cepat sudah cukup, mereka tidak perlu menunggu hingga The Fed benar-benar melakukannya.
Volume transaksi saham di bursa AS sangat besar, dengan 12,6 miliar saham diperdagangkan. Angka ini meningkat 8,7% dibandingkan dengan rata-rata 11,5 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.
Indeks S&P 500 turun 0,88% dan mengakhiri sesi di level 5.584,54 poin. Nasdaq turun 1,95% menjadi 18.283,41 poin, sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,08% menjadi 39.753,75 poin.
Penurunan ini mengakhiri tujuh hari beruntun dari rekor penutupan tertinggi untuk Nasdaq dan enam hari beruntun untuk S&P 500. Ini merupakan penurunan persentase satu hari terbesar Nasdaq sejak 30 April.
Indeks S&P 500 real estate melonjak 2,7%, memangkas kerugian tahun berjalan menjadi 1%. Indeks layanan komunikasi dan teknologi informasi masing-masing turun lebih dari 2%.
Harga saham Delta Air Lines merosot 4% setelah memperkirakan laba yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal saat ini. Saham-saham maskapai penerbangan besar lainnya juga jatuh, dengan indeks perusahaan penerbangan penumpang S&P 500 turun 2,7%.
"Ini mungkin merupakan tempat di mana konsumen terjepit oleh inflasi. Hal ini muncul dalam pendanaan diskresioner untuk hal-hal seperti tiket pesawat," kata Scott Helfstein, Kepala Strategi Investasi di Global X.
Para investor menunggu rilis data Indeks Harga Produsen pada Jumat (12/7) untuk mendapatkan gambaran mengenai lintasan inflasi, bersama dengan laporan keuangan kuartal kedua dari bank-bank besar.
Harga saham Citigroup tergelincir 1,9% setelah regulator bank AS mendenda bank tersebut sebesar US$136 juta (Rp 2,2 triliun). Sementara itu, harga saham Conagra Brands turun 1,5% setelah produsen makanan kemasan ini memperkirakan pendapatan dan laba tahunan di bawah perkiraan.