PT Bank Central Asia Tbk buka suara soal isu langkah initial public offering atau pencatatan perdana saham usai merger dua anak usaha yaitu PT BCA Finance (BCA Finance/BCAF) dan PT BCA Multi Finance (BCA Multi Finance/BCAMF).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan, penggabungan kedua usaha merupakan langkah murni BBCA untuk menurunkan cost atau biaya beban. Namun, hingga saat ini belum ada rencana IPO untuk BCA Multifinance.
Jahja menilai tipe bisnis seperti multi finance atau perusahaan pembiayaan agak sulit. Selain itu marketnya juga tidak bagus saat ini.
''Kalau kita IPO pasti hot, tapi kan kalau kami gak bisa pertahankan harga (saham), kami tidak mau, kami tidak ingin merugikan masyarakat," kata Jahja saat ditemui Katadata.co.id di sela-sela BCA Expo 2024 di Tangerang Selatan.
Jahja menegaskan jika suatu perusahaan berencana IPO dan sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka seharusnya sudah seharusnya mencetak profit untuk nasabah. Dengan demikian, merger kedua anak perusahaan BCA lebih difokuskan untuk menekan biaya dan mencetak profit.
Namun demikian, Jahja tidak menyebutkan target usai BCA Finance dan BCA Multi Finance melaksanakan merger. ''Ya kami harapkan lebih baik yang penting efisiensi cost diturunkan, profitabiliti bisa lebih baik,'' tuturnya.
Adapun sebelumnya dijelaskan setelah proses merger rampung, lini bisnis pembiayaan sepeda motor BCA Multi Finance dipastikan tetap hadir di pasar dan menjadi bagian dari BCA Finance. Kedua perusahaan bergerak di bidang yang sama, yaitu industri multifinance namun menyasar market yang berbeda.
Saat ini BCA Finance fokus pada pembiayaan roda empat, sedangkan BCA Multi Finance mengutamakan pembiayaan roda dua.