Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Infovesta Utama meluncurkan indeks terbaru yakni IDX-Infovesta Multi-Factor 28. Namun, saham-saham perbankan raksasa tanah air, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), hingga PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tidak masuk dalam indeks ini.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan indeks ini mengukur kinerja harga dari 28 saham yang memiliki profitabilitas tinggi. Tak hanya itu, indeks ini juga memiliki valuasi harga dan volatilitas rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Keunikan dari indeks ini adalah tidak hanya menggunakan kapitalisasi pasar sebagai dasar pembobotan, tetapi juga mempertimbangkan volatilitas yang dihitung berdasarkan nilai beta. “Dan ukuran likuiditas yang dihitung berdasarkan nilai market cap free flow sebagai indikatornya,” kata Jeffrey dalam edukasi wartawan BEI secara virtual, Jumat (13/9).
Jeffrey mengatakan bahwa peluncuran indeks ini didorong oleh tren pertumbuhan dana kelolaan atau assets under management (AUM) pada produk investasi pasif. Hal itu juga karena meningkatnya penggunaan indeks BEI sebagai dasar dari produk-produk tersebut.
“Tentu, bursa juga harus terus menerus mengembangkan indeks yang bisa digunakan untuk para manajer investasi, diharapkan memberikan keuntungan yang optimal kepada para investor,” ujarnya.
Irfan Hilman, Manager Research, Product, and Consulting Infovesta, menjelaskan bahwa IDX-Infovesta Multi-Factor 28 menggunakan pendekatan fundamental weighting untuk menentukan bobot setiap saham. Berbeda dengan metode kapitalisasi pasar, pendekatan ini menghitung bobot saham berdasarkan faktor-faktor fundamental perusahaan, seperti pendapatan, laba, arus kas, dan lainnya.
“Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih representatif mengenai potensi investasi dengan mempertimbangkan kekuatan fundamental perusahaan yang mendasarinya,” kata Irfan.
Berikut deretan saham dan sektor yang masuk ke dalam indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28:
Namun, Irfan menjelaskan bahwa alasan bank-bank besar seperti BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI tidak termasuk dalam indeks ini adalah karena indeks saham ini sepenuhnya berdasarkan data. Jika skor mereka dibandingkan dengan saham-saham lain, hasilnya masih kalah. Alhasil, saham-saham bank besar itu tidak masuk dalam pemilihan konstituen indeks.“Otomatis sahamnya tidak masuk ke dalam indeks kami,” katanya.
Tahapan IDX-Infovesta Multi-Factor 28
Adapun tahapan seleksi awal penentuan konstituen indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 sebagai berikut.
- Saham IHSG yang telah tercatat di BEI selama minimal lima tahun
- Saham dengan nilai transaksi harian lebih dari Rp500 juta selama enam bulan terakhir
- Saham yang memiliki nilai market capitalization free float minimal Rp1 triliun
- Saham yang harga sahamnya tidak pernah menyentuh Rp 50 selama lima tahun terakhir
- Saham yang tidak masuk dalam notasi khusus atau efek dalam pemantauan khusus selama enam bulan terakhir.
Irfan juga menjelaskan dari saham-saham yang lolos seleksi awal, dipilih 80 saham dengan market capitalization free float terbesar. Dari 80 saham tersebut, dipilih 28 saham calon konstituen indeks dengan peringkat tertinggi berdasarkan faktor kualitas, nilai, dan volatilitas rendah.
Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 dihitung menggunakan metode capped adjusted market capitalization weighted. Pembobotan tiap saham maksimal 15% yang disesuaikan pada saat evaluasi. Indeks ini telah dihitung sejak 3 September 2018 sebagai hari dasarnya, dengan nilai awal 100.
Evaluasi berkala untuk indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 terdiri atas Evaluasi Mayor review I dan review II. Evaluasi Mayor dilakukan pada akhir Februari dan Agustus, dengan tujuan untuk pemilihan dan pembobotan ulang konstituen indeks.