Excavator Listrik United Tractors Belum Diminati Tambang RI, Ini Tantangannya
PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha Grup Astra, mengakui bahwa minat terhadap excavator listrik dan hybrid di industri pertambangan Indonesia masih rendah.
Sekretaris Korporasi UNTR, Sara K. Lubis, menyebut biaya yang belum kompetitif menjadi alasan utama kurangnya minat, meskipun alat berat ini diluncurkan sebagai bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan. Menurut Sara, hanya sebagian kecil pelanggan yang tertarik pada teknologi hybrid karena fokus mereka masih pada biaya dibandingkan dengan emisi yang lebih rendah.
“Memang Emisinya lebih rendah, tapi kalau soal kompetitif itu belum," kata Sara dalam Media Day Astra 2024 di Menara Astra, Jakarta, Rabu, (18/9).
Selain itu, Sara menyampaikan bahwa United Tractors kini memiliki alat berat Komatsu dengan teknologi hybrid yang memadukan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Produk yang tersedia saat ini adalah tipe medium dengan kapasitas 20 ton. Meski pasar belum sepenuhnya berkembang, United Tractors tahun lalu juga telah meluncurkan excavator listrik, namun masih dalam tahap uji coba dan belum siap dipasarkan.
Seiring dengan hal itu, perusahaan juga terus memastikan bahwa alat berat konvensional Komatsu memiliki pembakaran yang lebih efisien agar konsumsi BBM lebih hemat. Adapun anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) sudah menerapkan penggunaan biofuel B30 untuk alat berat, sehingga emisi yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan bahan bakar lainnya.
Adapun UNTR mencatatkan laba bersih Rp 9,53 triliun di semester pertama 2024, turun 15% secara tahunan alias year on year (yoy). Selain laba, UNTR juga mencatatkan melemahnya pendapatan.
Tak hanya itu, UNTR juga mengantongi pendapatan sebesar Rp 68,6 triliun di semester pertama. Perolehan tersebut turun sebanyak 6% secara tahunan atau year on year (yoy). Penghasilan bersih UNTR dikontribusi oleh kontraktor penambangan sebesar Rp 27,93 triliun. Lalu mesin konstruksi sebesar Rp 15,6 triliun dan pertambangan batu bara sebesar Rp 15,46 triliun.