Indeks Saham Wall Street Naik, S&P dan Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi Baru

NYSE
Bursa efek New York atau Wall Street
24/9/2024, 06.23 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup naik pada perdagangan Senin (23/9) dengan S&P 500 dan Dow Jones naik ke level penutupan tertinggi baru. Kenaikan ini terjadi karena trader ingin melanjutkan keuntungan dari minggu sebelumnya setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga.

S&P 500 naik 0,28% dan berakhir di 5.718,57. Sementara itu Dow Jones Industrial Average terapresiasi 61,29 poin atau 0,15%, ditutup pada 42.124,65. Tak hanya itu, Nasdaq Composite juga menguat 0,14% menjadi 17.974,27.

Kenaikan ini terjadi setelah melewati minggu positif di Wall Street yang didorong oleh keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Penurunan ini merupakan pertama dalam empat tahun terakhir. Meskipun pasar sempat terjadi sedikit ketidakstabilan setelah pengumuman awal, saham-saham kembali menguat beberapa hari berikutnya.

Adapun pada Jumat (20/9), Dow juga mencatat rekor penutupan baru, melampaui angka 42.000. Selama minggu tersebut, ketiga indeks utama naik lebih dari 1%, dengan S&P 500 juga mencapai rekor tertinggi baru. 

Selain itu, para investor juga menganalisis data ekonomi baru pada hari Senin. Termasuk laporan aktivitas manufaktur PMI di AS untuk bulan Agustus, yang mencatat level terendah dalam 15 bulan terakhir.

Para trader akan waspada terhadap data ekonomi yang dapat mengurangi harapan untuk soft landing. Data klaim pengangguran mingguan pada hari Kamis akan memberikan Wall Street wawasan lebih lanjut mengenai keadaan ekonomi dan pasar tenaga kerja.

Kepala Strategi Pasar di Corpay, Karl Schamotta mengatakan bahwa para investor selama ini berasumsi melemahnya pasar tenaga kerja dapat mempengaruhi kebijakan The Fed. Kemudian hal itu sangat mempengaruhi perubahan kecil pada laporan non-farm payrolls. Namun, ia menilai ada kemungkinan asumsi ini keliru.

"Jika memang demikian, maka peta jalan volatilitas pasar bisa berubah secara drastis," kata Schamotta, dikutip oleh CNBC pada Selasa (24/9).



Reporter: Nur Hana Putri Nabila