Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 11 Oktober 2024 ada sebanyak 36 emiten telah resmi melantai di pasar modal, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp5,42 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna merinci, bursa juga mencatat ada 27 perusahaan lainnya yang masih berada dalam pipeline atau antrean untuk melakukan pencatatan saham.
"Saat ini, BEI juga mempersiapkan 27 perusahaan yang sedang dalam pipeline untuk segera mencatatkan saham mereka," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (12/10).
Berdasarkan klasifikasi aset, perusahaan-perusahaan ini terbagi dalam beberapa kategori, merujuk pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) POJK Nomor 53/POJK.04/2017. Di antara perusahaan tersebut, terdapat dua perusahaan dengan aset skala kecil, yang memiliki total aset di bawah Rp50 miliar.
Selain itu, ada 12 perusahaan dengan aset skala menengah, yakni di kisaran Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sementara itu, 13 perusahaan lainnya masuk dalam kategori aset skala besar, dengan aset yang melebihi Rp250 miliar.
Dilihat dari sektor industrinya, pipeline cukup beragam. Tiga perusahaan berasal dari sektor basic materials, yang sering kali mencakup industri pengolahan bahan mentah seperti logam dan kimia.
Sektor consumer cyclicals dan consumer non-cyclicals masing-masing juga menyumbang tiga perusahaan. Sektor energy menjadi salah satu kontributor terbesar, dengan lima perusahaan yang berencana melantai di bursa.
Sektor lain yang turut menyumbangkan perusahaan dalam pipeline antara lain finane dan kesehatan, masing-masing dengan dua perusahaan.
Selain itu, sektor industri dan infrastruktur juga diwakili oleh beberapa perusahaan, sementara sektor properti dan real estate turut menyumbang tiga perusahaan.
Namun, tidak ada perusahaan dari sektor teknologi dalam pipeline kali ini. Sebaliknya, sektor transportasi & Logistics hanya diwakili oleh satu perusahaan.