Indeks saham Wall Street, Amerika Serikat, mengalami penurunan tajam pada perdagangan Rabu (23/10), dengan Dow Jones Industrial Average mencatat penurunan terburuk dalam lebih dari sebulan. Penurunan ini dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS yang menekan sentimen pasar.
S&P 500 melemah 0,92% dan ditutup di level 5.797,42, sementara Dow Jones jatuh 409,94 poin atau 0,96%, berakhir di 42.514,95. Ini merupakan penurunan terburuk sejak awal September. Selain itu, Nasdaq juga tergelincir 1,6% dan ditutup di 18.276,65. Baik Dow Jones maupun S&P 500 telah mencatat penurunan selama tiga hari berturut-turut.
Pada puncaknya, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun mencapai 4,25%, tertinggi sejak 26 Juli. Imbal hasil ini meningkat dalam sebulan terakhir, meskipun Federal Reserve sudah mulai menurunkan suku bunga pada September.
Beberapa orang menyalahkan data ekonomi terbaru, sementara yang lain melihat potensi defisit fiskal akan meningkat jika Donald Trump menjabat kembali sebagai presiden.
Kepala Investasi Northwestern Mutual Wealth Management, Brent Schutte, mengatakan bahwa kondisi ini imbas dari dampak kenaikan suku bunga AS. Menurutnya, pasar sedang mempertimbangkan kembali kemungkinan bahwa Federal Reserve mungkin tidak akan segera menurunkan suku bunga secara agresif.
Ia mengklaim ada beberapa sektor ekonomi yang belum merasakan dampak kenaikan suku bunga. Namun semakin lama suku bunga tetap tinggi, semakin banyak sektor yang harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut.
"Ekonomi sedang berada di luar keseimbangan," ujar Schutte, dikutip CNBC, Kamis (24/10).
Lebih lanjut, ia menyebut pasar ekuitas AS yang paling dinilai terlalu tinggi adalah saham-saham berkapitalisasi besar. Menurutnya, pasar diproyeksikan akan segera anjlok karena masih ada risiko resesi.
Seiring dengan hal itu, pada hari Rabu, saham-saham perusahaan besar seperti Apple dan Nvidia tertekan, merosot lebih dari 2%. Kemudian saham Meta Platforms turun 3%, sementara Netflix dan Amazon juga tergelincir sekitar 2%.
Selain itu, McDonald's, yang merupakan salah satu anggota Dow, ditutup terperosok lebih dari 5% setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan wabah E. coli yang terkait dengan burger Quarter Pounder mereka.