Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menurun 0,78% ke level 7.634 pada penutupan perdagangan Senin (28/10). IHSG ikut tertekan karena pelaku pasar menilai prospek stimulus ekonomi dari Bank Sentral Cina (PBOC) masih belum cukup.
Pilarmas Sekuritas menyatakan langkah terbaru oleh otoritas moneter Cina untuk mendiversifikasi perangkat kebijakan moneternya bertujuan untuk mempertahankan tingkat likuiditas yang wajar dalam sistem perbankan.
"Di sisi lain, pasar juga menantikan prospek stimulus fiskal Cina sehubungan laba yang diperoleh perusahaan industri, Biro Statistik Nasional Cina mengungkapkan laba sektor industri Cina turun 3,5% yoy menjadi CNY 5.228,16 miliar," tulis Pilarmas dalam risetnya, Senin (28/10).
Pada perdagangan hari ini, data Bursa Efek Indonesia (BE) menunjukkan nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp 9,51 triliun dengan volume 20,71 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1.291.504 kali.
Sebanyak 203 saham menguat, saham 365 terkoreksi, dan 227 saham tidak bergerak. Nilai kapitalisasi pasar IHSG pada hari ini turun menjadi Rp 12.798,59 triliun.
Dari sebelas sektor saham yang ada di bursa, tujuh sektor melemah. Indeks saham-saham sektor infrastruktur turun paling dalam 1,34%.
Saham yang naik tinggi (top gainers):
- PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) naik 9,8% menjadi Rp 56
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) naik 6,86% menjadi Rp 374
- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) naik 4,29% menjadi Rp 1.460
- PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 4,03% menjadi Rp 645
- PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 3,61% menjadi Rp 86
Saham yang turun paling dalam (top losers):
- PT Bank Permata Tbk (BNLI) turun 6,61% menjadi Rp 1.200
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) turun 6,53% menjadi Rp 6.800
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun 5,69% menjadi Rp 4.140
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 5,34% menjadi Rp 1.240
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) turun 5,25% menjadi Rp 7.225