Wall Street Berfluktuasi, Nasdaq Cetak Rekor Penutupan Tertinggi

NYSE
Ilustrasi. Indeks Komposit Nasdaq naik 145,56 poin atau 0,78% ke level 18.712,75, melampaui rekor penutupan sebelumnya pada Juli.
30/10/2024, 06.26 WIB

Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street bergerak fluktuatif pada perdagangan saham hari Selasa (29/10) dengan indeks Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi. 

Mengutip CNBC, Indeks Komposit Nasdaq naik 145,56 poin atau 0,78% ke level 18.712,75, melampaui rekor penutupan sebelumnya pada Juli. Indeks S&P 500  naik 9,45 poin atau 0,16% menjadi 5.832,97, sedangkan Dow Jones turun 154,52 poin atau 0,36% ke posisi 42.233,05.

Investor tengah menyaring banyaknya laporan keuangan perusahaan, di antaranya VF Corp, induk dari Vans, yang sahamnya melonjak 27% setelah mencatat laba pertama dalam dua kuartal. 

 Alphabet, salah satu dari “Magnificent Seven” atau saham teknologi besar, melaporkan pendapatan kuartalan yang melampaui perkiraan. Pekan ini menjadi periode tersibuk untuk laporan pendapatan kuartal ketiga 2024 di S&P 500, dengan lima perusahaan dalam kelompok "Magnificent Seven" dijadwalkan mengumumkan hasil mereka.

Kinerja dari kelompok tersebut nantinya akan menjadi penentu penting apakah Wall Street bisa mempertahankan optimisme terhadap teknologi dan kecerdasan buatan (AI). Optimisme tersebut berperan besar mendorong indeks mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini.

Kepala Riset Pasar Modal U.S. Bank Bill Merz menyampaikan pasar saat ini tengah menimbang kemungkinan adanya keselarasan dalam pertumbuhan pendapatan antara perusahaan-perusahaan besar.  “Seperti Magnificent Seven, yang memiliki bobot pasar signifikan, dengan perusahaan lain di pasar,” kata Merz dikutip Reuters, Rabu (30/10).

Saham sektor-sektor layanan komunikasi yang berisi Alphabet dan Meta mencatatkan kenaikan terbesar, sedangkan sektor utilitas turun 2,1%. Namun, kenaikan pada indeks saham ASt erbatas karena imbal hasil Treasury 10-tahun AS mencapai 4,3% untuk pertama kalinya sejak awal Juli. 

Para investor mengantisipasi bergejolaknya pasar AS dalam minggu-minggu mendatang. Hal itu karena dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya laporan keuangan, ketegangan di Timur Tengah, dan pemilu AS pada 5 November, diikuti oleh pertemuan kebijakan Federal Reserve. 

Di New York Stock Exchange (NYSE), jumlah saham yang turun lebih banyak dengan rasio 1,78 berbanding 1 dibandingkan yang naik, dengan 176 level tertinggi baru dan 75 level terendah. S&P 500 mencatat 19 level tertinggi baru dalam 52 minggu. Sementara Nasdaq Composite mencatat 93 level tertinggi dan 70 level terendah. Volume perdagangan di bursa AS mencapai 12,59 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata 11,5 miliar saham per sesi dalam 20 hari perdagangan terakhir.




 
Reporter: Nur Hana Putri Nabila