Mitratel (MTEL) Cetak Laba Rp 1,53 Triliun Naik 7,1% Kuartal di III-2024

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mencetak laba Rp 1,53 triliun sepanjang Januari–September 2024. Perolehan tersebut naik 7,1% secara tahunan atau year on year (yoy).
30/10/2024, 13.03 WIB

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mencetak laba Rp 1,53 triliun sepanjang Januari–September 2024. Perolehan tersebut naik 7,1% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama sebelumnya Rp 1,43 triliun pada 2023.

Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan emiten menara telekomunikasi milik Grup Telkom itu juga naik 8,7% yoy menjadi Rp 6,81 triliun hingga kuartal ketiga 2024. Sebelumnya MTEL membukukan Rp 6,27 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko atau akrab disapa Teddy, mengatakan bahwa perusahaan terus beradaptasi dengan teknologi terbaru untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Menghadapi tantangan dan persaingan di industri telekomunikasi, ia juga menegaskan Mitratel berupaya mendorong pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkelanjutan melalui penguatan fundamental dan peningkatan efisiensi.

Selain itu, Teddy mengatakan pertumbuhan pendapatan perusahaan didukung oleh peningkatan kapasitas, khususnya dalam bisnis penyewaan menara yang meningkat 8,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan dari bisnis fiber optik juga melonjak 89,5% pada periode yang sama.

Ia juga mengatakan Mitratel mulai mengembangkan bisnis fiber optik sejak 2022 dan terus mempercepat pertumbuhannya secara organik dan anorganik melalui berbagai akuisisi aset. Segmen fiber optik kini berkontribusi sebagai sumber pendapatan baru, meskipun baru menyumbang 4% dari total pendapatan MTEL.

“Ke depan kami fokus mengembangkan bisnis ini, selain tetap meningkatkan market share di bisnis menara dan memacu penerapan teknologi mutakhir di seluruh lini bisnis,” kata Teddy dalam keterangan resmi, Rabu (30/10).

Pertumbuhan pendapatan Mitratel juga didukung oleh kenaikan kinerja operasional yang tercermin dari bertambahnya jumlah menara, fiber optik, kolokasi, dan penyewa (tenant). Tenancy ratio juga meningkat menjadi 1,51x dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,50x.

Hingga kuartal ketiga 2024, Mitratel memiliki 39.259 menara atau naik 5,8% secara tahunan. Kemudian diikuti oleh aset fiber optik mencapai 39.714 km atau naik 36,7% dari tahun lalu. Dengan pertumbuhan aset ini, Teddy mengatakan jumlah penyewa meningkat 6,7% menjadi 59.431 tenant, dan kolokasi bertambah 8,4%. Hal tersebut merupakan hasil positif dari investasi Mitratel, khususnya di wilayah luar Pulau Jawa.

“Kami siap menjadi mitra strategis industri operator telekomunikasi, baik dalam melakukan konsolidasi ataupun ekspansi ke sejumlah daerah pusat pertumbuhan baru,” ujar Teddy.            

Jumlah Menara Mitratel di Indonesia

Hingga akhir September 2024, Mitratel memiliki 16.113 menara di Pulau Jawa atau sekitar 41% dari total keseluruhan. Sementara itu, sebanyak 11.337 menara (28,9%) berada di Sumatera, 3.648 menara (9,3%) di Sulawesi, 3.772 menara (9,6%) di Kalimantan, 2.657 menara (6,8%) di Bali Nusa Tenggara, serta 1.732 menara (4,4%) di Maluku dan Papua. Secara keseluruhan, 59% aset menara Mitratel tersebar di luar Pulau Jawa.

Di tengah tren konsolidasi operator telekomunikasi dan ekspansi mereka ke wilayah yang sedang berkembang, Teddy mengklaim infrastruktur digital Mitratel memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.

“Ini merupakan berkah dari konsistensi kami menjalankan penugasan pemerintah untuk melakukan pemerataan akses telekomunikasi di penjuru negeri semenjak beberapa tahun lalu,” ucapnya.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila