Laba Pertamina Geothermal (PGEO) Naik Jadi Rp 2,1 T hingga Kuartal III-2024

Berbagai Sumber
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat perolehan laba sebesar US$ 133,9 juta atau setara dengan Rp 2,1 triliun (kurs Rp 15.736) sepanjang Januari–September 2024.
30/10/2024, 13.32 WIB

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat perolehan laba sebesar US$ 133,9 juta atau setara dengan Rp 2,1 triliun (kurs Rp 15.736) sepanjang Januari–September 2024. Perolehan tersebut naik tipis 0,30% dari periode yang sama di tahun sebelumnya US$ 133,5 juta.

Mengutip laporan keuangan, pendapatan Pertamina Geothermal hingga Sepember 2024 tercatat turun 0,9% menjadi US$ 306,02 juta atau setara Rp4,8 triliun dari pendapatan September 2023 yaitu sebesar US$ 308,19 juta.

Kemudian ada pula beban pokok pendapatan dan beban langsung naik 4,4% menjadi US$ 132,19 juta dari sebelumnya US$ 126,21 juta. Sehingga, laba kotor turun 4,5% menjadi US$ 173,82 juta dari US$ 181,98 juta.

Pertamina Geothermal juga mencatat perkembangan positif hingga September 2024, di mana beban keuangan mengalami penurunan dari US$ 18,29 juta menjadi US$ 16,7 juta atau setara 8,73%. Meskipun demikian, laba sebelum beban pajak penghasilan sedikit menurun menjadi US$ 193,20 juta, dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai US$ 197,69 juta.

Setelah dikurangi dengan beban pajak penghasilan yang juga mengalami penurunan, dari US$ 64,21 juta menjadi US$ 59,23 juta, laba bersih Pertamina Geothermal tercatat mencapai US$ 133,97 juta, meningkat tipis dari US$ 133,48 juta sebelumnya.

Di sisi lain, total aset Pertamina Geothermal hingga kuartal III tahun 2024 tercatat sebesar US$ 2,94 miliar, mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan total aset pada 31 Desember 2023 yang sebesar US$ 2,96 miliar.

Gencar Gandeng Mitra, PGEO Bidik Kapasitas Panas Bumi 1 GW

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menargetkan dapat mencapai kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) sebesar 1 Gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan.

Perusahaan akan melakukan berbagai inisiatif untuk mencapai target tersebut. Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan, perusahaan memiliki kesempatan yang besar sekaligus kemampuan dalam upaya transisi energi. PGEO optimistis akan memainkan peran strategis dalam industri energi hijau.

“Sebagai world's leading green energy company, tugas kami adalah tumbuh dengan cepat. Dengan potensi geothermal yang melimpah, kita memiliki kesempatan yang besar dan peran yang penting dalam agenda transisi energi menuju target Net Zero Emission,” ujar Julfi, Jumat (7/6).

Julfi mengatakan, upaya Pertamina Geothermal mencapai kapasitas 1 GW salah satunya dengan pengembangan teknologi co-generation yang diproyeksikan akan menambah kapasitas sebesar 230 MW.

Inisiatif ini diperkuat dengan penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) dengan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) beberapa waktu lalu.

Perusahaan juga melakukan upaya lain, seperti memanfaatkan wilayah kerja panas bumi (WKP) Hululais, yang memiliki potensi kapasitas hingga 110 MW. Selain itu, terdapat proyek Lumut Balai Unit 2 yang berpotensi menambah kapasitas hingga 55 MW. Kemajuan proyek Lumut Balai Unit 2 saat ini sudah mencapai 71,72%.