Beberapa emiten sektor teknologi telah merilis laporan keuangan hingga kuartal ketiga 2024. Emiten tersebut adalah PT Global Digital Niaga TbK (BELI), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Berdasarkan data yang dihimpun Katadata, Kamis (31/10), tiga emiten tersebut terpantau masih merugi sepanjang Januari–September 2024 ini. Namun emiten mana yang rugi paling besar?
Berikut kinerja keuangan tiga emiten sektor teknologi:
1. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat kerugiannya susut 55% menjadi Rp 4,31 triliun pada periode Januari-September 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp 9,54 triliun.
Penurunan kerugian ini membuat GOTO optimistis bisa mencapai target EBITDA grup yang disesuaikan impas (breakeven) pada akhir tahun ini. EBITDA adalah laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Secara rinci, nilai transaksi bruto atau Gross Transaction Value (GTV) inti GOTO meningkat 74% menjadi Rp 72,0 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy). Sementara itu, GTV grup naik 37% yoy menjadi Rp 137,4 triliun. Pendapatan bruto GOTO tumbuh 34% secara tahunan menjadi Rp 4,7 triliun.
EBITDA Grup GOTO yang disesuaikan berbalik positif dengan menyentuh angka tertinggi barunya Rp 137 miliar, dari periode yang sama tahun lalu yang merugi Rp 559 miliar. Kinerja GoTo tercatat ditopang oleh pertumbuhan pengguna bulanan atau monthly transacting users yang mencapai 21% secara tahunan di seluruh ekosistem GOTO.
No | Nama Perusahaan | Rugi dalam % | Rugi hingga kuartal III 2024 |
1 | PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) | Susut 55% | Rp 4,31 triliun |
2 | PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) | Susut 29,6% | Rp 1,87 triliun |
3 | PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) | Susut 23,4% | Rp 545,97 miliar |
2. PT Global Digital Niaga Tbk (BELI)
Emiten teknologi Grup Djarum PT Global Digital Niaga TbK (BELI) atau Blibli membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,87 triliun sepanjang Januari–September 2024. Rugi tersebut susut 29,6% secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu yang membukukan rugi Rp 2,62 triliun pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangannya, meskipun masih membukukan rugi, Blibli membukukan pendapatan bersih Rp 12,13 triliun hingga kuartal ketiga 2024. Perolehan tersebut naik 5,8% yoy dari periode yang sama tahun lalu Rp 11,46 triliun.
Secara rinci, pendapatan bersih dari pihak berelasi turun menjadi Rp 103,38 miliar hingga September 2024. Kemudian dari segmen pihak ketiga ritel online juga turun menjadi Rp 5,26 triliun, toko fisik naik menjadi Rp 4,14 triliun, dan institusi naik menjadi Rp 4,04 triliun. Namun diskon dan promosi langsung Blibli merugi mencapai Rp 1,41 triliun sepanjang Januari–September 2024. Dengan demikian dari segmen sub-total pihak ketiga naik menjadi Rp 12,02 triliun.
3. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 545,97 miliar per September 2024, turun 23,04% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 792,78 miliar.
Bukalapak.com juga mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) pada dua kuartal mendatang. Melansir dari laporan kinerja perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat rugi usaha Bukalapak.com naik 2,11% menjadi Rp 1,32 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,29 triliun.
Meskipun rugi, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan bersih Rp 3,39 triliun, naik tipis dari periode kuartal tiga 2023 yaitu Rp 3,33 triliun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan seperti sejumlah kenaikan pos beban akibat penurunan kinerja perusahaan.