Trump Menang Pilres AS, Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi ke Rp 1,2 Miliar

BBC
Pergerakan harga Bitcoin (BTC) kini mencapai rekor US$ 76.000 dolar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar.
8/11/2024, 14.31 WIB

Kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden, Amerika Serikat (AS) diprediksi akan membawa sentimen positif ke pasar kripto. Kondisi tersebut sudah tampak pada pergerakan harga Bitcoin (BTC) yang kini mencapai rekor US$ 76.000 dolar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar.

CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan kondisi ini menunjukkan kuatnya pengaruh politik AS terhadap pergerakan harga Bitcoin.

"Ketika Bitcoin mencapai rekor harga tertingginya, ini menunjukkan kepercayaan dan harapan yang besar dari para investor. Faktor politik, seperti kemenangan Trump yang pro kripto pada Pilpres AS, memberikan dorongan psikologis yang signifikan di pasar," ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (8/11).

Oscar menjelaskan, Donald Trump dikenal memiliki pandangan yang mendukung kebijakan pro-aset digital dan sektor teknologi. Sikap ini dinilai menjadi angin segar bagi pasar kripto, yang semakin terangkat dengan dukungan kebijakan yang berpihak pada perkembangan aset digital.

Selain itu, Oscar menjelaskan, Trump juga memiliki rencana ambisius untuk membentuk cadangan nasional Bitcoin, dengan tujuan menjadikan Amerika sebagai pemimpin global di sektor aset digital. Langkah ini akan dapat memperkuat posisi AS dalam industri kripto, sekaligus mendorong adopsi dan regulasi yang lebih mendukung terhadap Bitcoin di tingkat global.

Oscar menambahkan selain faktor politik, pergerakan dana institusional di pasar juga menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga Bitcoin belakangan ini. Data dari Farside Investors menunjukkan bahwa pada 6 November 2024, ETF Bitcoin mencatat arus masuk sebesar US$ 621,9 juta pasca kemenangan Trump meningkat.

Dikatakannya, institusi besar juga berperan penting dalam adopsi Bitcoin. Adopsi Bitcoin bukan hanya didorong oleh para investor ritel, tetapi juga semakin kuat di kalangan institusi keuangan, terutama setelah adanya pengajuan ETF Spot Bitcoin dari perusahaan besar seperti BlackRock.

"Hal ini menunjukkan perubahan persepsi institusi terhadap aset kripto yang kini dilihat sebagai instrumen investasi jangka panjang," katanya.

Oscar menjelaskan, permintaan dari kalangan institusional, yang cenderung lebih stabil dan berjangka panjang, memberikan dampak terhadap keberlanjutan harga Bitcoin di level tinggi.

Ketika institusi mulai berinvestasi dalam Bitcoin, mereka membawa likuiditas yang lebih besar dan legitimasi ke pasar kripto. Ini menjadi bukti bahwa Bitcoin semakin diterima di kalangan mainstream dan bukan sekadar aset spekulatif semata.

Pada kesempatan itu Oscar mengingatkan para investor untuk tetap berhati-hati dalam berinvestasi dan mempertimbangkan risiko yang ada akibat volatilitas pasar kripto.

"Kami terus berkomitmen untuk menyediakan akses mudah ke aset digital serta memastikan keamanan dan transparansi dalam setiap transaksi bagi para pengguna," katanya.