MIND ID buka suara terkait kabar initial public offering (IPO) Freeport Indonesia, menyusul harapan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terus mendorong perusahaan berskala besar, termasuk BUMN, untuk segera melantai di bursa melalui penawaran umum perdana saham.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menjelaskan bahwa rencana melepas sebagian kepemilikan perusahaan melalui IPO masih berada dalam tahap kajian.
“Kalau lu punya perusahaan untung, untungnya gede, kira-kira lu mau jual enggak sama orang lain?,” ungkap Dilo kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/11).
Menurutnya, keputusan tersebut perlu dipertimbangkan secara matang, terutama jika perusahaan seperti Freeport Indonesia sudah mencatatkan keuntungan besar dan memiliki prospek bisnis yang cerah. Langkah ini, kata Dilo, harus benar-benar sejalan dengan kepentingan jangka panjang perusahaan.
Progres IPO Inalum
Di samping itu, MIND ID ungkap perkembangan terbaru terkait holding tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), yang tengah bersiap melantai di bursa melalui penawaran umum perdana saham atau IPO.
Dilo mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah merancang equity story untuk Inalum. Strategi ini bertujuan agar ketika melantai di bursa melalui IPO, perusahaan dapat menarik minat investor dengan valuasi yang lebih optimal. Sebagai perbandingan, ia mencontohkan bahwa saat ini price to book value PT Aneka Tambang (ANTM) atau Antam sudah berada di atas satu.
“Artinya pasar membeli harga untuk Inalum lebih dari harga bukunya,” kata Dilo.
Tak hanya itu, Dilo menjelaskan bahwa MIND ID tengah mempersiapkan langkah untuk menciptakan nilai tambah bagi Inalum agar pasar dapat mempersepsikan enterprise value-nya dengan lebih baik. Mengenai waktu pelaksanaan IPO, kata Dilo, MIND ID masih mengevaluasi berbagai alternatif dan dampaknya, termasuk potensi kenaikan nilai tambah bagi holding MIND ID.
Sebelumnya Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan bahwa meskipun BEI telah mendekati perusahaan tersebut, tetapi kembali lagi langkah IPO akan terkait erat dengan kebijakan strategis masing-masing. Hal tersebut yang akan menentukan soal kapan perusahaan tersebut akan masuk ke pasar modal Indonesia.
Namun, ia menegaskan belum ada perusahaan BUMN yang masuk pipeline Bursa hingga saat ini. Akan tetapi, BEI secara reguler telah bertemu dengan tim yang ingin IPO dari kementerian terkait. Ia juga berharap BUMN dan anak usaha BUMN lainnya juga dapat masuk ke pasar modal.
Di samping itu, Nyoman menyampaikan bahwa pelaksanaan IPO BUMN bergantung pada kesiapan perusahaan dan anak usahanya. BEI berperan mendukung melalui berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk membantu meningkatkan kesiapan mereka masuk ke pasar modal, dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang sesuai ekspektasi investor.
“Sehingga harapan kami nanti menjadi sukses di pasar modal," ungkap Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (15/2).