Chief Operating Officer Upbit Indonesia, Resna Raniadi, mengungkapkan bahwa literasi investor kripto di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Ia mencatat bahwa kini lebih dari 50 persen investor sudah memahami aset yang mereka beli.
Sebelumnya, banyak investor kripto hanya terjun ke pasar karena mengikuti tren atau sekadar takut ketinggalan momentum atau fear of missing out (FOMO).
"Dulu, harga Bitcoin naik sedikit, langsung beli, tetapi saat turun sedikit, investor langsung panik. Sekarang, kita melihat perubahan pola pikir, terutama pada market IDR yang tetap stabil meski pasar Bitcoin fluktuatif. Ini menunjukkan bahwa investor sudah mulai memahami strategi diversifikasi aset,” ungkap dia dikutip Antara, Sabtu (7/12).
Profil investor kripto di Indonesia juga semakin muda, lanjutnya, seiring dengan peningkatan partisipasi generasi milenial dan Gen Z.
Untuk mendukung literasi yang lebih baik, Upbit disebut terus menggelar berbagai program edukasi seperti roadshow ke kampus dan mendukung penuh Bulan Literasi Kripto yang rutin diadakan setiap tahun bekerja sama dengan pemerintah dan asosiasi.
Selain itu, Upbit Indonesia menyampaikan dukungan akan pengawasan yang lebih ketat terhadap aset kripto di pasar. Namun, diharapkan pula proses regulasi agar lebih cepat dan adaptif.
"Perkembangan teknologi blockchain dan aset digital sangat cepat. Jika tidak diiringi oleh regulasi yang adaptif, maka kehilangan traksi atau kegiatan jual-beli aset kripto yang menyebabkan fluktuasi nilai mata uang kript dari sisi bisnis tidak dapat dihindari yang kemungkinan akan menyebabkan pasar Indonesia akan tertinggal walaupun kita memiliki poin plus dari sisi demografi" ujar Resna.