Saham Tesla melonjak ke level tertinggi sepanjang masa pada Rabu (12/12), melampaui rekor sebelumnya yang dicapai pada 2021. Kenaikan itu dipicu oleh reli pasca pemilu dan meningkatnya antusiasme Wall Street terhadap perusahaan kendaraan listrik milik Elon Musk.
Saham naik ke level penutupan tertinggi di U$ 424,77 atau naik US$ 15 di atas puncak sebelumnya di $409,97 pada 4 November 2021. Nilai pasar Tesla telah membengkak sekitar 71% tahun ini, dengan hampir semua keuntungan tersebut terjadi sejak kemenangan pemilihan Donald Trump awal bulan lalu.
Reli saham sebesar 38% pada November menandai kinerja bulanan terbaiknya sejak Januari 2023, dan yang terbaik ke-10 yang pernah tercatat.
Musk menggelontorkan U$ 277 juta atau Rp 4,4 triliun untuk kampanye pro-Trump, menurut dokumen Komisi Pemilihan Umum Federal. Dia juga mendanai operasi negara bagian untuk menarik pemilih memilih Trump, serta menggunakan platform media sosialnya X untuk mempromosikan kandidat pilihannya terus menerus.
Orang terkaya di dunia tersebut kemudian akan memimpin "Departemen Efisiensi Pemerintah" pemerintahan Trump, bersama mantan calon presiden dari Partai Republik Vivek Ramaswamy. Berdasarkan catatan Forbes, kekayaan bersih Musk membengkak hingga lebih dari U$ 372 miliar atau Rp 6.000 triliun.
Jabatan barunya dapat memberi Musk kekuasaan atas anggaran lembaga federal, kepegawaian, dan kemampuan untuk mendorong penghapusan peraturan yang tidak nyaman. Musk mengatakan akan menggunakan pengaruhnya terhadap Trump untuk menetapkan "proses persetujuan federal untuk kendaraan otonom." Saat ini, persetujuan itu terjadi di tingkat negara bagian.
"Saham tersebut merespons lonjakan Trump," kata Analis di Roth MKM, Craig Irwin, dikutip dari CNBC, Kamis (12/12).
"Dukungan autentik Musk untuk Trump kemungkinan menggandakan kumpulan penggemar Tesla dan meningkatkan kredibilitas untuk perubahan permintaan," ujarnya lagi.
Analis di Morgan Stanley dan Bank of America juga telah mengeluarkan laporan optimis akhir-akhir ini. Sejak kemenangan Trump, Musk telah mendampingi presiden terpilih dalam pertemuan dengan para pemimpin dunia, serta mulai menasihatinya dan anggota Kongres mengenai lembaga federal, peraturan, dan pos anggaran mana yang ingin dihilangkan atau dikurangi secara besar-besaran oleh miliarder tersebut.
Lonjakan saham Tesla menandai perubahan dramatis dari kinerjanya di awal tahun. Saat itu, saham perusahaan anjlok 29% dalam tiga bulan pertama tahun 2024. Ini merupakan kuartal terburuk bagi saham tersebut sejak akhir 2022 dan terburuk ketiga sejak Tesla go public pada 2010. Saat itu, investor khawatir tentang bisnis inti Tesla, yang melaporkan penurunan pendapatan pada kuartal pertama sebagian karena meningkatnya persaingan dari Tiongkok.
Dalam laporan pendapatan kuartal ketiganya pada Oktober, Tesla melaporkan peningkatan pendapatan tahun-ke-tahun sebesar 8%, yang sedikit di bawah estimasi. Namun, perusahaan melaporkan laba yang lebih baik dari yang diharapkan. Musk juga memprediksi pertumbuhan pendapatan Tesla akan mencapai 20% hingga 30% tahun depan, karena harga biaya produksi kendaraan rendah dan munculnya kendaraan otonom.