Respons BNI Terkait Target Danantara Rampungkan Konsolidasi BUMN pada Maret

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/agr
Direktur Utama Royke Tumilaar (kedua kiri) berbincang dengan Wakil Direktur Utama Putrama Wahju Setyawan (kedua kanan), Direktur Keuangan Novita Widya Anggraini (kiri) dan Direktur Risk Management David Pirzada (kanan) sebelum paparan Kinerja BNI FY 2024 di Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Editor: Yuliawati
26/2/2025, 17.46 WIB

Emiten pelat merah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) buka suara usai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara menargetkan konsolidasi seluruh Badan Usaha Milik Negara rampung sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Langkah itu diambil setelah Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Danantara pada Senin (24/2).

Sekretaris Perusahaan BNI, Okki Rushartomo, menyatakan masih berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk mempersiapkan proses pengalihan pengelolaan BNI dari BUMN ke Danantara.

“Kami akan mengikuti setiap tahap yang diperlukan guna mendukung kelancaran proses konsolidasi tersebut,” kata Okki kepada Katadata.co.id, Rabu (26/2).

Sebelumnya Kepala Holding Operasional Danantara Dony Oskaria mengatakan dalam konsolidasi itu Danantara akan langsung menggabungkan BUMN di berbagai sektor di bawah kelolaan BPI. Hal ini berbeda dengan rencana awal Danantara yang pada tahap awal akan mengelola tujuh BUMN yang sudah berstatus perusahaan terbuka.

“Sebelum RUPS sudah harus pindah ke Danantara,” ujar Donny.

Adapun RUPS BUMN menurut Dony akan digelar pada Maret 2025 mendatang. Ia pun mengatakan, setelah konsolidasi selesai maka manajemen seluruh BUMN akan dikendalikan oleh Danantara. Dengan begitu BUMN baik di bidang pangan, aviasai, infrastruktur, energi, perbankan dan sektor lainnya akan berada di bawah kelolaan Danantara.

Rencana Danantara segera melakukan konsolidasi seluruh BUMN juga disampaikan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi yang kini ditunjuk menjadi Kepala Danantara Rosan Roeslani. Ia mengatakan sejak tahap awal seluruh BUMN akan bergabung dalam Danantara.

“Bukan hanya 7 BUMN, dan memang coba kami tingkatkan. Memang ada stage-nya yang kami akan konsolidasikan semua aset ini supaya create the value, salah satu pesannya agar menjadi global champion,” ujar Rosan usai peluncuran Danantara di Istana Merdeka, Senin (24/2).

Menurut Rosan, pada saat peluncuran Danantara, Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan cita-cita pendirian Danantara untuk menjadi perusahaan investasi milik negara yang berkibar di dunia internasional. Meski begitu, ia mengatakan hal utama yang ingin dicapai adalah penciptaan lapangan pekerjaan.

“Ini pesan beliau itu yang paling penting ya. Dan seluruh BUMN dan serta anak-anak perusahaan ini yang kita akan lihat, kita akan kaji,” ujar Rosan lagi.

Semula Danantara pada tahap awal diproyeksi hanya akan mengelola 7 BUMN ditambah dengan Indonesia Investment Authority atau INA. Adapun 7 BUMN itu adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan Mining Industry Indonesia atau MIND ID yang beranggotakan PT ANTAM Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia, PT INALUM, dan PT Timah Tbk (TINS).

Di sisi lain Rosan mengatakan konsolidasi Danantara ini tidak akan melibatkan INA seperti yang sebelumnya sempat digagas. Adapun INA saat ini memiliki aset portofolio hingga Rp 163 triliun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila