PT Link Net Tbk (LINK) akan mengalokasikan sebagian besar belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk ekspansi homepass. Langkah tersebut dilakukan untuk memperbaiki kinerja keuangan perseroan.
Direktur Utama Link Net Kanishka Gayan Wickrama mengatakan perusahaan mulai menerapkan model dan strategi bisnis baru sejak kuartal keempat 2024. Hal tersebut terjadi setelah perseroan melakukan transfer pelanggan dari XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) yang selesai pada kuartal ketiga 2024.
Menurut Kanishka ada tiga strategi utama Link Net hingga akhir 2025. Pertama, menyediakan infrastruktur serat optik atau fiber yang dapat digunakan berbagai operator di pasar.
“Lalu menyediakan layanan konektivitas dan solusi untuk korporasi serta menyediakan konten baik yang linear ataupun OTT dengan model business to business [B2B] secara terintegrasi,” katanya dalam paparan public LINK yang digelar secara virtual, Rabu (3/9).
Kanishka melanjutkan, dalam model bisnis baru ini, khususnya di infrastruktur serat optik, perseroan sudah bekerja sama dengan lebih 15 internet service provider (ISP) di Indonesia. Melalui bisnis tersebut, Link Net menyediakan jaringan serta optik bagi para ISP untuk melayani pelanggan.
Lebih lanjut, ia menyampaikan sepanjang tahun 2025, perseroan akan mengalokasikan sebagian besar capex untuk membangun lebih dari 350 ribu homepass fiber-to-the-home. Kendati demikian, ia enggan menyebutkan berapa besar jumlah capex yang dikeluarkan Link Net sepanjang semester pertama 2025.
Sebelumnya perseroan mendapatkan fasilitas pinjaman dari CIMB Niaga sebesar Rp 500 miliar yang berlaku hingga Juli 2026. Kaniska menyatakan, dana tersebut digunakan untuk mendukung rencana bisnis perusahaan, khususnya ekspansi jaringan serat optik.
LINK menargetkan membangun 5 juta homepass hingga 2028 atau 1 juta homepass per tahun. Menanggapi hal tersebut, Kanishka menyatakan hingga saat ini, realisasi masih di bawah target sebelumnya. Hal tersebut terjadi karena persaingan pasar yang kian ketat. Namun ia menyatakan pembangunan homepass terus berjalan.
Hingga saat ini Link Net telah memiliki lebih dari 4 juta homepass yang tersebar di 70 titik baik kota maupun kabupaten di Indonesia.
Kinerja Keuangan LINK Sepanjang Semester I 2025
Merujuk laporan keuangan LINK, perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 691,69 miliar sepanjang semester I 2025. Torehan tersebut menebal 145,01% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 282,30 miliar.
Sementara itu, pendapatan perseroan naik menjadi Rp 1,57 triliun dari Rp 1,07 triliun dalam periode yang sama secara tahunan atau year on year (yoy). Kendati demikian, perseroan mencatatkan penebalan beban jaringan dan beban langsung lainnya menjadi Rp 816,04 miliar dari Rp 347,95 miliar.
Dari pos liabilitas, perseroan mencatat jumlah liabilitas sepanjang paruh pertama 2025 sebesar Rp 10,11 triliun, naik dari Rp 8,91 triliun secara yoy. Menebalnya liabilitas perseroan disebabkan naiknya jumlah liabilitas jangka pendek menjadi Rp 6,96 triliun dari Rp 4,05 triliun.
Kanishka menyatakan, peningkatan liabilitas disebabkan oleh penggunaan capex sepanjang 2024 hingga 2025. Dana tersebut digunakan perseroan untuk memperluas jaringan serat optik fiber-to-the-home (FTTH).
Katanya, untuk menjaga kesehatan keuangan, perseroan menerapkan manajemen keuangan yang ketat, restrukturisasi utang, efisiensi biaya dan optimalisasi arus kas operasional.
“Tujuannya menjaga struktur permodalan tetap sehat dan ekuitas stabil,” katanya.