IPO Merdeka Gold (EMAS) Tetapkan Harga di Rp 2.880, Seperti Apa Prospeknya?

PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) anak usaha MDKA
PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) anak usaha MDKA
Penulis: Ira Guslina Sufa
16/9/2025, 06.47 WIB

Anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Gold Resources Tbk bakal mencatatkan sahamnya atau initial public offering (IPO) dalam waktu dekat. Dalam gelaran IPO Otoritas Jasa Keuangan menyetujui penggunaan kode saham atau ticker EMAS. 

Perseroan melepas 1,61 miliar saham biasa dengan nominal Rp 150. Jumlah ini setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Adapun Harga pelaksanaan ditetapkan di Harga Rp 2.880. Dengan estimasi ini perseroan akan mengantongi dana Rp 4,65 triliun.

"Pemesanan saham melalui system eIPO harus disertai dengan ketersediaan ana yang cukup pada RDN pemesan.,"

Terdapat tujuh perusahaan sekuritas yang akan mengantarkan IPO EMAS. Tujuh perusahaan adalah PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (LG), PT UOB Kay Hian Sekuritas (AI), PT Sinarmas Sekuritas (DH), PT Indo Premier Sekuritas (PD), PT Aldiracita Sekuritas Indonesia (PP), PT OCBC Sekuritas Indonesia (TP), hingga PT Amantara Sekuritas Indonesia (YO).

Menariknya, dari daftar tersebut terselip sekuritas yang kerap disebut sebagai broker “zombie”. Broker zombie merupakan sekuritas yang berizin resmi tetapi nyaris tidak aktif bertransaksi di pasar.

Setelah penawaran umum perdana saham (IPO), struktur pemegang saham Merdeka Gold Resources terdiri atas 16,18 miliar saham dengan nilai nominal Rp 150 per saham atau setara Rp 2,42 triliun.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tercatat sebagai pemegang saham terbesar dengan 9,13 miliar saham senilai Rp 1,37 triliun atau 56,46%.

Lalu ada PT Elias Aldana Manajemen menggenggam 130,42 juta dengan nilai Rp 19,56 miliar atau 0,81%, PT Unitras Kapital Indonesia: 286,88 juta saham senilai Rp 43,03 miliar atau 1,77%, dan PT Nugraha Eka Kencana 195,37 juta saham senilai Rp 29,30 miliar atau 1,21%.

Penggunaan Dana IPO dan Kinerja Keuangan EMAS

Usai IPO, sebesar US$ 20 juta atau Rp 328,4 miliar akan disalurkan ke PT Pani Bersama Tambang (PBT) dalam bentuk setoran modal bertahap. Dana ini akan dipakai untuk modal kerja, termasuk pembelian bahan baku utama dan penunjang, biaya listrik, serta gaji karyawan. Setelah konversi setoran modal, Merdeka Gold Resources tetap menguasai 99,99% saham PBT.

Kemudian sebanyak US$ 20 juta atau Rp 328,4 miliar, juga diberikan dalam bentuk pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) untuk mendanai modal kerja operasional.

Sisa dana IPO akan digunakan untuk pembayaran lebih awal atas pinjaman kepada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berdasarkan perjanjian utang piutang sejak April 2022. Hingga 4 Agustus 2025, saldo pinjaman Merdeka Gold Resources ke induk usahanya MDKA masih sebesar US$ 260 juta atau Rp 4,26 triliun.

Adapun Merdeka Gold Resources bersama entitas anak usaha mencatat total liabilitas sebesar US$ 280 juta atau sekitar Rp 4,58 triliun per 31 Maret 2025. Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek US$ 77,9 juta dan liabilitas jangka panjang US$ 202,1 juta.

Sepanjang periode 31 Maret hingga 4 Agustus 2025, perusahaan melakukan tambahan pencairan pinjaman sebesar US$ 306,25 juta atau Rp 5,01 triliun. Pada saat yang sama, Merdeka Gold Resources juga telah membayar pinjaman senilai US$ 50 juta atau sekitar Rp 819,69 miliar.

Prospek IPO Merdeka Gold (EMAS)

Stockbit Sekuritas menilai bahwa setelah IPO, EMAS akan memiliki valuasi Price to Book Value (P/BV) sekitar 4–5,3x berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama 2025. Stockbit menyebut price to earnings (P/E) tidak bisa dihitung karena EMAS mencatat rugi bersih selama tiga tahun terakhir. 

 Dari sisi perbandingan dengan perusahaan tambang emas murni lainnya, EMAS termasuk yang paling mahal jika dilihat dari EV/Reserves, tetapi tidak terlalu mahal bila dibandingkan berdasarkan EV/Resources. 

“Kami menilai bahwa eksekusi dan pengembangan proyek emas Pani menjadi faktor yang perlu diperhatikan investor seiring fasilitas pengolahan perusahaan yang belum beroperasi,” tulis Stockbit Sekuritas seperti dikutip Kamis (11/9). 

Sementara itu, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, menjelaskan bahwa kondisi ini masih cukup wajar karena masih pada fase awal. Pasalnya, Proyek Emas Pani saat ini masih berada pada tahap konstruksi dan baru ditargetkan memulai produksi perdana pada 2026.  

Ia menyebut valuasi saat ini lebih banyak bergantung pada prospek jangka panjang proyek tersebut yang memiliki cadangan hampir 7 juta ounces. “Dan berpotensi menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik,” kata Mifta kepada Katadata.co.id seperti dikutip Kamis (11/9).  

Lebih jauh, Menurut Mifta, IPO anak usaha MDKA ini masih menarik tetapi bergantung pada profil risiko masing-masing investor dan sudut pandang terhadap emiten. Dari sisi potensi, ia melihat prospek EMAS cukup menarik, apalagi dengan target produksi awal yang bisa mencapai sekitar 500 ribu ounces per tahun. 

Meski begitu, ia menyebut risikonya masih cukup tinggi lantaran perusahaan belum memiliki arus kas yang stabil. Sementara sebagian besar dana hasil IPO dialokasikan untuk pelunasan utang.  Ia melihat hal ini sebagai langkah strategis MDKA dalam memperkuat struktur permodalan sekaligus mempercepat pengembangan proyek-proyek strategis, bukan sekadar bailout individu. 

“Jadi, prospeknya masih tetap menarik dengan horizon investasi jangka panjang,” ucap Mifta.  

Sementara itu, Presiden Direktur Merdeka Gold Resources, Boyke Poerbaya Abidin, menyampaikan bahwa Proyek Emas Pani memiliki potensi sumber daya hingga 7 juta ounces emas dan direncanakan menjadi tambang berbiaya rendah dengan umur operasional panjang. 

Dengan penerapan teknologi pertambangan berkelanjutan serta komitmen terhadap praktik ESG, pihaknya optimistis proyek ini mampu memberikan nilai tambah jangka panjang. Tidak hanya bagi pemegang saham, tetapi juga bagi pembangunan ekonomi masyarakat di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, dan Indonesia.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila