OASA Ungkap Kabar Baru Proyek Waste to Energy, Sinyal Menang Tender Danantara?

ANTARA FOTO/Fauzan/nz
Komisaris Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) Hariyadi B Sukamdani (kiri) berbincang dengan Direktur Utama OASA Bobby Gafur S Umar (kanan) saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) OASA di Jakarta, Jumat (21/10/2022
17/9/2025, 08.57 WIB

PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) mengungkap kabar terbaru proyek pengelolaan sampah atau waste to energy (WtE) yang tengah digarap. Lewat akun sosial media instagram milik perusahaan, manajemen OASA memberikan sinyal terlibat dalam proyek waste to energy yang tengah digarap  Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara.

“Tangerang Selatan dan Jakarta Barat,” tulis Maharaksa Biru Energi dalam komentar media sosial instagram Danantara terkait Waste-to-Energy (WtE), Selasa (16/7).

Dalam akun resmi @Danantara.Indonesia, badan pengelola kekayaan negara atau sovereign wealth fund (SWF) itu menyampaikan sampah kota bukan sekadar tumpukan yang mengganggu. Dampaknya merambah ke kesehatan, lingkungan, hingga roda ekonomi.

Danantara menyebutkan di balik masalah selalu ada peluang. Teknologi Waste-to-Energy (WtE) mengubah sampah menjadi solusi: menekan emisi, menghadirkan energi bersih, sekaligus memperkuat ekonomi sirkular. 

“Bagi Danantara Indonesia, mengeksplorasi teknologi WtE berarti berinvestasi pada masa depan yang lebih sehat, hijau, dan berdaya,” tulis Danantara. 

Dalam unggahan tersebut, OASA kemudian turut memberikan respons. Mereka menulis komentar, “Mari bersihkan Indonesia!”.

Respons dari OASA di akun Danantara itu mendapat respons dari warganet dan bertanya apakah OASA sudah menang tender yang tengah digelar Danantara. Manajemen pun menjawab bahwa perusahaan sudah menggarap proyek waste to energy untuk daerah Tangerang Selatan dan Jakarta Barat. 

Katadata  sudah meminta konfirmasi kepada Maharaksa Biru Energi terkait nilai investasi dan apakah , namun hingga berita ini tayang, perusahaan belum merespons. 

OASA Gandeng Mitra Tiongkok Bangun PSEL Rp 2,65 T di Tangsel

Merujuk laman resmi perusahaan, PT Maharaksa Biru saat ini berencana melaksanakan aksi korporasi berupa Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.  Dari aksi ini, OASA akan pengembangan proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tangerang Selatan dengan menjual listrik ke PT. PLN berkapasitas 19,6 MW. Adapun nilai investasi dari aksi korporasi ini mencapai Rp 2,65 triliun.

Kemudian OASA menegaskan sebagian dana private placement akan dialokasikan untuk pengembangan proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tangerang Selatan. Sementara sisanya akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis melalui anak perusahaan. 

Dalam rencana bisnisnya, OASA akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan mitra strategis dari Tiongkok untuk membangun sekaligus mengoperasikan PSEL tersebut. Proyek PSEL ini memiliki kapasitas 19,6 MW dengan nilai investasi mencapai Rp 2,65 triliun. 

Nantinya, listrik yang dihasilkan akan dijual kepada PT PLN (Persero) melalui perjanjian kerja sama dengan jangka waktu 27 tahun. OASA melalui anak usahanya, PT Indoplas Energi Hijau (IEH), akan membentuk perusahaan patungan dengan China Tianying Inc. (CNTY).

Dalam skema joint venture ini, IEH akan menguasai 76% saham, sementara CNTY akan menggenggam 24% saham.  “Saat ini, proses finalisasi pembentukan perusahaan patungan berada pada tahap akhir,” kata Manajemen OASA. 

Sebelumnya, IEH dan CNTY telah membentuk konsorsium untuk mengikuti tender PSEL Tangerang Selatan. Nantinya, perusahaan patungan tersebut akan bertindak sebagai badan usaha pelaksana proyek di Tangerang Selatan.

Danantara Fokus Investasi Waste to Energy

Sebelumnya Danantara menyatakan peraturan presiden (perpres) terkait program pengelolaan sampah atau waste to energy (WtE) sudah rampung. Perpres dikeluarkan seiring dengan Danantara meluncurkan Patriot Bonds atau Obligasi Patriotik. Gerakan investasi ini akan dialokasikan untuk beberapa proyek strategis salah satunya pengelolaan sampah nasional. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata, lewat Patriot Bonds, Danantara akan menghimpun dana hingga US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 50 triliun.  

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa proses tender akan segera dilaksanakan di sejumlah daerah yang telah siap, antara lain Jakarta, Bandung, Bali, Semarang, Surabaya, dan Makassar. 

“Dan daerah-daerah lain yang prioritas yang sudah bisa jalan kami akan melakukan tender proses secara terbuka dan transparan,” kata Rosan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/9).

Lebih lanjut, pemerintah bakal mengesahkan Perpres baru untuk menggantikan tiga aturan lama terkait pengelolaan sampah. Hal itu dilakukan untuk menyederhanakan birokrasi dan memperbaiki alur bisnis yang dinilai masih rumit serta kurang menguntungkan bagi pengembang. 

Adapun tiga aturan sebelumnya, yakni Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, dan Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.  

Aturan baru itu akan mengatur sejumlah aspek, termasuk penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan sistem open dumping serta pembahasan mengenai pengembangan teknologi Waste to Energy (WTE). 

Berdasarkan riset NH Korindo Sekuritas Indonesia, revisi aturan tarif dan penyederhanaan birokrasi dalam pengelolaan sampah dinilai memberikan peluang positif bagi para pengembang. Salah satu poin pentingnya adalah PLN mengajukan tarif baru untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebesar USD 22 sen/kWh, naik dari sebelumnya USD 13 sen/kWh. 

Selain itu, skema tipping fee berpotensi dihapus, sehingga kerja sama antara pengembang dan PT PLN (Persero) dalam mengelola sampah menjadi energi listrik bakal lebih efisien dan menarik secara bisnis. Seiring perkembangan tersebut, NH Korindo Sekuritas Indonesia memprediksi sejumlah saham berpotensi diuntungkan. 

Salah satunya OASA tengah membangun PLTSa di Jakarta Timur dan estimasi beroperasi pada Q1-2026 serta proyek PLTSa Cipeucang, Tangerang Selatan dengan kapasitas 25 MW. Adapun MHKI yang merupakan pengelola limbah di Bantargebang, Bekasi, berencana melakukan ekspansi bisnis ke bidang pengelolaan sampah baru serta memperluas cakupan operasi ke Lamongan, Jawa Timur.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila